Jakarta, CNN Indonesia --
Ethan Hunt kehabisan pilihan dan waktu. Demi menghentikan ambisi Kurt Hendricks meraih kode peluncuran nuklir, Ethan menyanggupi sebuah rencana gila.
Ethan memutuskan memanjat Burj Khalifa dari lantai 123 ke 130 hanya dengan sarung tangan magnet tak beruji. Bukan cuma memanjat gedung tertinggi di dunia, ia berlari menuruni gedung dan lompat masuk ke lantai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adegan Tom Cruise dalam Mission: Impossible - Ghost Protocol (2011) itu terbilang salah satu adegan laga ekstrem paling ikonis dalam sejarah Hollywood. Adegan itu dilakukan sendiri oleh sang aktor, tanpa pengganti.
Nyali Tom Cruise memang tak ada obat. Ia sudah dikenal melakukan berbagai adegan laga ekstrem berbahaya sendirian, tanpa pengganti. Termasuk, untuk Mission: Impossible - Dead Reckoning Part One (2023).
Ia sudah melakukan itu sejak namanya melejit berkat waralaba Mission: Impossible. Tahun demi tahun berlalu, usia yang sudah menginjak 61 tahun rasanya benar-benar cuma angka bagi Tom Cruise soal urusan beraksi laga ekstrem.
Tercatat, aktor kelahiran 1962 tahun itu pernah terjun bebas ala militer di Mission: Impossible - Fallout (2018), menerbangkan pesawat jet di Top Gun: Maverick (2022), atau lompat dari tebing pada usia kepala enam dalam M:I - Dead Reckoning Part One (2023).
[Gambas:Video CNN]
Dalam wawancara dengan James Corden tahun lalu, ia bahkan mengaku memiliki puluhan lisensi, mulai dari lisensi menerbangkan berbagai jenis pesawat, memakai parasut, hingga scuba diving. Kenapa ia masih mau melakukan semua itu di usia yang tak lagi muda?
Saat berbincang dengan The Hollywood Reporter, Tom Cruise mengatakan semua aksi itu ia lakukan demi jadi dirinya sendiri sebagai seorang aktor. Ia mengibaratkan dirinya seperti Gene Kelly, aktor legendaris yang dikenal karena gaya menarinya yang penuh energi.
"Tidak ada yang bertanya kepada Gene Kelly, 'Mengapa kamu menari? Mengapa kamu mengerjakan adegan tari itu sendiri?'" ucap Cruise.
Menilik lebih jauh, benih-benih nyali penuh kenekatan itu ternyata sudah muncul sejak Tom Cruise kecil. Ia telah melakukan 'aksi ekstrem' itu sejak usia 4,5 tahun, saat ia melompat dari atap bak pahlawan super.
Dalam sebuah wawancara, momen menjelang lompatan itu sempat membuat dirinya gentar karena bisa memicu cedera parah. Namun, ia akhirnya benar-benar terjun dan momen itu begitu membekas dalam ingatannya.
"Saya melihat bintang pada siang hari untuk pertama kalinya, dan saya ingat kala itu melihat ke atas sambil berkata, 'Ini sangat menarik,'" tutur Cruise seperti diberitakan People.
Berbagai ungkapan yang pernah dilontarkan Tom Cruise itu rasanya jadi salah satu alasan di balik komitmen tinggi aktor itu terhadap adegan laga. Ia hanya ingin menjaga gairahnya agar tetap hidup terlepas dari angka-angka usianya.
Namun di balik gairah tinggi terhadap aksi berbahaya, terselip kecintaan Tom Cruise untuk layar lebar. Rasa cinta itu tertuang dalam sikap Cruise yang hingga kini masih ogah bergantung efek digital ketika syuting adegan ekstrem.
Ia memilih jalan yang terjal dengan melakukan syuting adegan ekstrem secara langsung, terlepas dari biaya produksi yang ditelan atau berbagai risiko mengerikan yang menghantui.
Lanjut ke sebelah...
Dedikasi itu juga berusaha ditularkan ke rekan-rekan sesama aktor dalam berbagai proyek. Seperti cerita bintang Top Gun: Maverick yang diajak Tom Cruise latihan menerbangkan Jet Tempur hingga mendapat lisensi.
Terbaru, para pemeran Mission: Impossible - Dead Reckoning juga diajak Cruise melakukan aktivitas ekstrem di dalam maupun luar syuting film itu. Salah satunya Pom Klementieff yang ketagihan melakukan skydiving usai diajak aktor 61 tahun itu.
Di sisi lain, kecintaan itu juga bagai panji perang yang dikibarkan Tom Cruise di tengah tren pembuatan film Hollywood yang serba digital.
Tom Cruise, dengan segala aksi laga akrobatik di depan kamera, berusaha membuktikan bahwa adegan ekstrem yang ia lakukan tanpa banyak bantuan komputer itu masih relevan dan bisa mendatangkan cuan.
Usaha itu sejauh ini masih berbuah manis. Film-film Cruise masih menjadi primadona dengan mengandalkan aksi berbahaya sebagai nilai jual utama.
Tengok saja Top Gun: Maverick yang menempati film terlaris kedua pada 2022. Film itu berhasil menang dalam 'perang', melampaui rilisan lain seperti Jurassic World Dominion, Doctor Strange 2, Black Panther 2, hingga Thor: Love and Thunder yang didominasi efek digital.
[Gambas:Video CNN]
Mission: Impossible - Dead Reckoning Part One juga diprediksi akan melejit di tengah tren film blockbuster musim panas yang tengah loyo. Per Jumat (14/7), film tersebut menorehkan skor kritikus 96 persen dan skor audiens 95 persen di laman Rotten Tomatoes.
Capaian Tom Cruise itu secara awam memang terlihat seperti angin segar di antara kelesuan film blockbuster Hollywood. Namun bila dipikir-pikir, tren itu juga menjadi alarm bagi prospek jangka panjang industri layar lebar.
Hollywood, terutama sektor blockbuster dan genre laga, seolah bergantung dengan suguhan berbahaya ala Tom Cruise untuk bisa balik modal dan cuan.
Tom Cruise, tanpa ia sadari, bukan hanya harus beradegan ekstrem di kepala enam, tetapi juga bagai membawa beban berat industri untuk menjaga minat penonton agar tetap mau datang ke bioskop.
Industri yang ideal memang tak bisa mempertaruhkan nasibnya di tangan seorang figur saja. Meski penilaian itu terkesan berlebihan, tapi rasanya Hollywood akan sangat kehilangan jika suatu saat nanti Tom Cruise akhirnya pensiun dari dunia akting.
Bayangkan saja, Top Gun: Maverick merupakan satu-satunya film yang tidak bergantung efek digital tapi tetap berhasil masuk 10 besar film terlaris 2022.
[Gambas:Photo CNN]
Di sisi lain, belakangan ini film dengan biaya produksi besar juga tengah loyo karena gagal melampaui target box office.
Sosok seperti Tom Cruise pada akhirnya akan selalu dibutuhkan demi melahirkan karya yang mampu menjadi magnet penonton. Bukan sekadar bermain di waralaba besar yang semakin hari semakin terasa nihil nilai jual.
Memang masih ada segelintir aktor laga yang memiliki dedikasi seperti Tom Cruise, seperti Keanu Reeves di saga John Wick.
Atau jika menilik industri Hollywood secara komprehensif, masih ada juga aktor yang tak tergoda waralaba besar seperti Leonardo DiCaprio, Robert De Niro, hingga Meryl Streep.
Namun, mengutip ucapan Steven Spielberg, Tom Cruise pada akhirnya tetaplah menjadi 'berlian' langka yang layak menyandang predikat The Last True Movie Star.