Aktris Mara Wilson yang pernah terkenal karena memerankan karakter Matilda dalam film bertajuk sama pada 1996 curhat kesulitan keuangan semenjak era streaming. Hal senada juga diutarakan sejumlah aktor Hollywood lainnya.
Dalam kicauan di media sosial yang viral pada Kamis (14/7), Wilson mengatakan dirinya kini tak bisa memenuhi biaya asuransi kesehatan yang ditetapkan serikat aktor AS, SAG-AFTRA, semenjak streaming muncul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Amerika Serikat, biasa kesehatan seperti rumah sakit dan dokter sebagian besar dibayar melalui asuransi. Para aktor mendapatkan asuransi kesehatan macam BPJS Kesehatan di Indonesia itu karena terdaftar di serikat aktor SAG-AFTRA.
Namun untuk mendapatkan pelayanan yang prima, para aktor mesti membayar premi asuransi kesehatan yang biasanya dipotong dari pendapatan mereka dari syuting dan royalti dari film.
"Saya belum banyak berakting semasa dewasa, tapi saya dulunya adalah karakter yang sering tayang di salah satu acara animasi paling dipuji sepanjang masa, serta memerankan villain di Disney," kata Wilson.
"Tapi terima kasih pada streaming, saya tak pernah sekalipun sanggup memenuhi [biaya] kesehatan SAG-AFTRA," lanjutnya.
Wilson sudah menjadi aktris semenjak kecil. Ia pernah memerankan sosok Natalie 'Nattie' Hillard dalam film Mrs Doubtfire pada 1993. Kala itu, ia masih berusia enam tahun.
Ia kemudian berperan sebagai Susan Walker di Miracle on 34th Street tahun selanjutnya, sebelum kemudian mencapai popularitas berkat berperan sebagai Matilda Wormwood di Matilda.
Matilda yang rilis pada 2 Agustus 1996 mendapatkan banyak pujian dari kritikus. Dalam penghitungan box office, film itu memang kurang sukses. Namun Matilda menuai banyak keuntungan saat era penjualan VHS.
Saat dewasa, Mara Wilson mengisi karakter Liv Amara alias Diane 'Di' Amara dalam serial Big Hero 6 rilisan Disney yang tayang pada 2018 hingga 2019.
Kicauan Mara ditanggapi oleh aktor lainnya. Aktor kelas menengah tersebut mengatakan dirinya sudah 20 tahun menjadi aktor dan dulu memiliki kemampuan menghidupi keluarganya dengan nyaman.
Namun setelah layanan streaming dan YouTube lainnya, royalti yang ia terima dari hasil jerih payahnya berakting semakin kecil.
Keluhan yang sama juga diutarakan mantan aktor cilik. Ia mengkhawatirkan penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan mengancam kehidupan para aktor karena tak lagi diperlukan oleh studio yang mengandalkan teknologi.
Sebanyak 160 ribu aktor Hollywood kini bergabung dengan belasan ribu penulis untuk ikut mogok kerja, menyusul kegagalan serikat pekerja dan asosiasi studio untuk sepakat atas 'UMR Hollywood 2023'.
Mogok kerja ini menjadi yang pertama dalam 60 tahun terakhir, ketika penulis dan aktor Hollywood bersatu terkait dengan pembaharuan 'UMR Hollywood' dan sejumlah ketentuan lain di dalamnya.
Pada pembaharuan kali ini, secara umum, para serikat pekerja menuntut kenaikan standar nominal pembayaran, royalti konten yang rilis secara streaming, pembatasan kecerdasan buatan atau AI demi perlindungan pekerja kreatif, serta pembatasan durasi kerja.
Menurut SAG-AFTRA, aksi mogok kerja yang dimulai pada Jumat (14/7) ini didukung oleh lebih dari 98 persen dari peserta jajak pendapat yang diikuti anggota mereka di laman serikat tersebut.
(end)