Sutradara sekaligus penulis Ryoo Seung-wan kembali ke layar lebar lewat Smugglers. Melalui film itu, ia menyinggung permasalahan dan isu sosial yang terjadi di dunia nyata sama seperti film-film sebelumnya.
Namun, ada sedikit perbedaan kritik sosial dalam Smugglers dengan beberapa film terakhirnya, seperti Escape from Mogadishu dan The Battleship Island yang dibuat berdasarkan kejadian nyata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kritik sosial dalam Smugglers mungkin akan lebih mudah terhubung dengan negara di luar Korea, termasuk Indonesia. Salah satu isu yang diangkat adalah penyelundupan barang impor hingga keterlibatan aparat.
Berawal dari bagaimana barang-barang impor itu diselundupkan, aparat ikut ambil peran dan 'persenan,' hingga warga kecil yang dikorbankan ketika penyelundupan itu terbongkar ditampilkan dengan detail dalam Smugglers.
Selain itu, isu industri yang merusak lingkungan hingga mematikan mata pencaharian masyarakat sekitar juga ditampilkan dalam film ini meski hanya sekilas.
Namun, hal itu yang sesungguhnya membuat masyarakat menjadi jatuh miskin dan terjepit hingga memilih untuk membantu penyeludupan barang-barang impor.
Meski terlihat berat, kritik-kritik sosial tersebut dikemas dengan ringan dan penuh kejutan di dalamnya. Mulai dari unsur komedi, budaya, laga, hingga thriller pun ada dalam film ini.
Perlahan tapi pasti Ryoo Seung-wan membuka satu per satu lapisan dalam film ini dan tak bisa ditebak. Layer itu pun disajikan dengan begitu menarik lewat chemistry dari para pemain.
Smugglers menjadi proyek yang menampilkan Kim Hye-soo usai Under the Queen's Umbrella. Ia pun berhasil melepaskan gambaran Ratu Im Hwa-ryung dengan begitu sempurna dalam Smugglers.
Dalam film itu, ia mungkin bisa dicap "begitu berlebihan" dari segi suara atau penampilan. Namun, hal tersebut yang sepertinya sengaja dilakukan untuk menghidupkan karakter Choon-ja yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.
Jujur saja, suara Kim Hye-soo dalam Smugglers mengingatkan dengan adegan ikonisnya dalam Tazza: The High Rollers hampir dua dekade lalu.
Filmografi di masa lalu pun terlihat jelas membantu Kim Hye-soo menghadirkan sexual tension dengan mudah antara karakternya dengan yang diperankan Zo In-sung, tanpa harus ada skinship atau percakapan eksplisit.
Sebagai aktris senior, ia tak mencolok sendiri dibandingkan yang lain, seperti Yum Jung-ah, terlebih lagi Go Min-si. Ketika ketiganya berada dalam satu adegan, semua terlihat begitu pas.
![]() |
Go Min-si yang bisa dibilang sebagai anak bawang pun berhasil meninggalkan kesan mendalam tanpa harus memiliki screen time sebanyak bintang yang lain. Karakternya muncul dengan punchline yang berhasil mengundang gelak tawa penonton.
Begitu pula dengan Zo In-sung yang tampil tipis-tipis dalam film ini, tapi bisa membuat fan terutama perempuan bisa terpukau bahkan berteriak ketika melihatnya di layar lebar.
Park Jeong-min juga mampu menjadi karakter yang cukup menguji kesabaran dengan segala rahasia di baliknya.
![]() |
Jujur saja, saya seperti sedikit terkecoh ketika menyaksikan film ini. Saya tak menyangka Smugglers mengangkat isu yang sesungguhnya cukup sensitif di balik dark comedy dan keindahan laut yang ditampilkan.
Banyak aspek yang dikritik dalam film ini padahal awalnya seperti memperkenalkan kepada dunia mengenai haenyeo atau wanita laut, kelompok masyarakat yang kebanyakan perempuan dan bekerja sebagai penyelam untuk kehidupan sehari-hari.
Ternyata, Ryoo Seung-wan tak hanya memperkenalkan sekilas tapi juga memamerkan ketangguhan para perempuan yang menjadi ujung tombak sekaligus memegang peran kunci keberhasilan dari seluruh rencana penyelundupan.
Women support women terlihat begitu jelas dalam film ini. Hal tersebut pula yang begitu kontras membedakan Smugglers dari filmografi Ryoo Seung-wan sebelumnya.
Pada akhirnya, Smugglers merupakan film yang kaya dengan kritik sosial dan bisa terhubung dengan penonton banyak negara. Film yang juga sering menyisipkan dark humor ini juga menyajikan visual menawan bawah laut meski sedikit catatan efek untuk adegan yang melibatkan hewan di dalamnya.
Sebagai catatan, film ini menampilkan banyak makian, adegan kekerasan dan berdarah di dalamnya. Sehingga, Smugglers ditujukan untuk penonton dewasa.
Smugglers tayang sejak 26 Juli di bioskop Indonesia.