Vokalis The 1975 Diduga Sentil Malaysia di Lollapalooza
Frontman dan vokalis The 1975 Matty Healy diduga menyentil pihak Kerajaan Malaysia ketika manggung di Lollapalooza 2023 di Grant Park, Chicago, Sabtu (5/8) waktu setempat.
Dalam cuplikan video yang diunggah oleh Instagram Rolling Stone, Sabtu (5/8), Healy mengatakan ingin memberikan saran dan tips untuk bepergian, yang disebut berbagai pihak sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah dan negara Malaysia.
"Kalian mau sebuah nasihat perjalanan dari saya? Jangan pergi ke..." kata Healy sebelum kalimatnya dipotong oleh intro lagu It's Not Living If It's Not With You.
Melalui cuplikan video tersebut, riff gitar yang dimainkan oleh Adam Hann terdengar sudah lebih dahulu berbunyi di saat Healy baru mulai berbicara.
Oleh karena itu, lelucon Healy pun terpotong dan ia tak sempat menyelesaikan kalimat tersebut. Menurut laporan NME, sejumlah pihak menilai bahwa Healy akan menyebutkan Malaysia imbas dari insiden kontroversial yang terjadi beberapa pekan lalu.
Di panggung Good Vibes Festival, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (21/7) lalu, Healy melontarkan 'pidato' politis yang menggambarkan ketidaksetujuannya terhadap hukum anti-LGBT yang diterapkan oleh pemerintah Malaysia.
Pada saat itu, Healy terang-terangan menyatakan penyesalan bahwa grup musiknya diundang ke sebuah negara yang masih mengatur soal hubungan seksual seorang individu.
"Saya tak melihat poin penting... mengundang the 1975 ke sebuah negara dan kemudian mengatakan ke kami kepada siapa kami bisa berhubungan seks," ujar Healy saat itu sembari memegang botol anggur.
"Saya minta maaf bila itu menyinggung kalian, dan kalian religius, tapi pemerintah kalian sungguh parah. Saya tak peduli lagi, bila kalian memaksa, saya akan balas. Saya sudah tak minat lagi," lanjutnya.
Protes itu berlanjut dengan Healy yang memanggil bassist Ross MacDonald, dan keduanya kemudian berciuman di atas panggung tersebut. Tak lama kemudian, band asal Inggris itu pun harus turun dari panggung.
Setelah itu, Good Vibes Festival mengumumkan pembatalan hari kedua dan ketiga. Mereka mengatakan hal itu karena penerbitan larangan dari Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia Fahmi Fadzil.
Good Vibes Festival melalui keterangan resmi mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan persetujuan dengan manajemen The 1975 sebelum acara agar mematuhi panduan sesuai dengan aturan lokal.
"Sayangnya, Healy tidak menghormati kesepakatan tersebut, meskipun kami telah mempercayai komitmennya. Tindakan Healy mengejutkan kami, dan kami menghentikan pertunjukan sesegera mungkin setelah insiden tersebut."
Imbas aksi Healy, The 1975 batal manggung di Jakarta yang semula digelar pada 23 Juli 2023, serta di Taipei, Taiwan yang awalnya dilaksanakan pada 25 Juli 2023.
Menurut pemberitaan NME, The 1975 juga berpotensi menghadapi tuntutan hukum kelompok (class action lawsuit) yang sedang dipersiapkan oleh firma hukum Malaysia, Thomas Philip.
Gugatan ini akan melibatkan semua personel The 1975 dan menuntut ganti rugi atas dampak finansial yang terjadi akibat insiden tersebut.
Sikap Healy di Kuala Lumpur juga mengundang reaksi Julian Casablancas, vokalis The Strokes yang juga batal manggung di hari kedua festival sehingga mengundang kekecewaan fans band tersebut di Malaysia.
Ketika mereaksi komentar netizen di Instagram, Casablancas menilai perilaku Healy tersebut "tidak akan mengubah apa pun di Malaysia." Ia juga mengatakan pentingnya memiliki kesadaran budaya, terlepas dari banyak hal yang harus diperbaiki dan dipertahankan.
"Tidak akan ada situasi yang membuat tekanan di Twitter akan berhasil, mereka tidak peduli. Pemerintah di sana sangatlah tegas," kata Casablancas.
"Semoga kita semua terus belajar, dan berjuang lebih cerdas tanpa melakukan hal-hal konyol," imbuh Casablancas.
(far/pua)