Jakarta, CNN Indonesia --
Vokalis The 1975, Matty Healy, mengatakan nyaris membotaki rambut dan mengira bakal dipenjara usai berulah dengan bassist bandnya di sebuah festival musik di Malaysia pada 21 Juli lalu.
Saat tampil di Hawaii, Minggu (6/8), Healy mengatakan hal tersebut merupakan konsekuensinya setelah merasa melakukan sikap yang ia anggap benar.
Momen tersebut terekam dalam cuplikan video yang diunggah oleh seorang pengguna TikTok. Saat itu, The 1975 hendak membawakan lagu berjudul 28.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dan Ross [MacDonald] hampir membotaki rambut kami karena kami kira kami akan dipenjara karena menjadi seorang gay," kata Matty Healy, seperti dikutip dari NME, Selasa (8/8).
Dalam pernyataannya tersebut, Healy juga mengaku tak peduli soal kritik dan tudingan yang menyebut dirinya mengidap white saviour complex.
Konsep white saviour complex merupakan bentuk kritik terhadap orang kulit putih yang terlalu ingin untuk dianggap sebagai penyelamat, serta pemberi pembebasan bagi orang kulit berwarna.
Produk orientalisme ini menitikberatkan kerentanan orang-orang kulit berwarna karena dilihat hanya melalui kacamata dan nilai kebaratan.
Healy merasa sikapnya di panggung Festival Good Vibes, Kuala Lumpur, Malaysia, bulan lalu merupakan hal yang benar dan menanggung risiko yang besar.
"Saya tidak peduli dengan omong kosong soal konsep white saviour complex atau apa pun itu," kata Healy.
"Yang ingin saya katakan adalah untuk melakukan hal yang benar seringkali memerlukan pengorbanan cukup besar dan apresiasi yang sangat sedikit," sambungnya.
"Dan untuk terlihat melakukan hal yang benar hanyalah memerlukan pengorbanan yang sangat sedikit, di saat itulah kamu akan mendapatkan ganjarannya," imbuh sang vokalis.
Sehari sebelum manggung di Hawaii, Matty Healy juga diduga melontarkan ujaran kontroversi soal Malaysia ketika The 1975 manggung di Lollapalooza 2023 di Grant Park, Chicago, pada Sabtu (5/8).
Lanjut ke sebelah...
Dalam cuplikan video yang diunggah oleh Instagram Rolling Stone, Healy mengatakan ingin memberikan saran dan tips untuk bepergian. Komentar itu diduga berbagai pihak sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah dan negara Malaysia.
"Kalian mau sebuah nasihat perjalanan dari saya? Jangan pergi ke..." kata Healy sebelum kalimatnya dipotong oleh intro lagu It's Not Living If It's Not With You.
Melalui cuplikan video tersebut, riff gitar yang dimainkan oleh Adam Hann terdengar sudah lebih dahulu berbunyi di saat Healy baru mulai berbicara.
Oleh karena itu, lelucon Healy pun terpotong dan ia tak sempat menyelesaikan kalimat tersebut. Menurut laporan NME, sejumlah pihak menilai bahwa Healy akan menyebutkan Malaysia imbas dari insiden kontroversial yang terjadi beberapa pekan lalu.
Di panggung Good Vibes Festival, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (21/7) lalu, Healy melontarkan 'pidato' politis yang menggambarkan ketidaksetujuannya terhadap hukum anti-LGBT yang diterapkan oleh pemerintah Malaysia.
[Gambas:Video CNN]
Healy terang-terangan menyatakan penyesalan bahwa grup musiknya diundang ke sebuah negara yang masih mengatur soal hubungan seksual seorang individu.
Protes itu berlanjut ketika Healy dan bassist Ross MacDonald bercumbu di atas panggung. Tak lama kemudian, band asal Inggris itu turun dari panggung.
Setelah itu, Good Vibes Festival mengumumkan pembatalan hari kedua dan ketiga. Mereka mengatakan hal itu karena penerbitan larangan dari Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia Fahmi Fadzil.
Melalui keterangan resmi, Good Vibes Festival mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan persetujuan dengan manajemen The 1975 sebelum acara agar mematuhi panduan sesuai dengan aturan lokal.
Imbas aksi Healy, The 1975 batal manggung di Jakarta yang semula digelar pada 23 Juli 2023, serta di Taipei, Taiwan yang awalnya dilaksanakan pada 25 Juli 2023.
Menurut pemberitaan NME, The 1975 juga berpotensi menghadapi tuntutan hukum kelompok (class action lawsuit) yang sedang dipersiapkan oleh firma hukum Malaysia, Thomas Philip.
Gugatan ini akan melibatkan semua personel The 1975 dan menuntut ganti rugi atas dampak finansial yang terjadi akibat insiden tersebut.
Selain itu, Future Sound Asia selaku promotor Good Vibes Festival di Malaysia dilaporkan tengah mempersiapkan gugatan terhadap The 1975.
Mereka menuntut band tersebut bertanggung jawab dan memberikan kompensasi kepada Future Sound Asia atas kerusakan yang disebabkan oleh ulah para personel The 1975.
Jika The 1975 tidak memenuhi tuntutan tersebut, promotor akan menempuh jalur hukum di Pengadilan Inggris.