Tari Kandagan asal Jawa Barat menjadi salah satu tarian daerah yang ditampilkan saat perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78 di Istana Negara, Kamis (17/8).
Tarian tersebut tergolong baru dalam khazanah seni tari Sunda, dan dikenal lewat keindahan gerakannya yang menawan.
Inspirasi gerakan Tari Kandagan tercipta dari karya maestro tari Sunda, yaitu Raden Tjetje Somantri pada tahun 1957.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal muasal tari Kandagan berasal dari tari Topeng Wadon, yang kemudian diganti dengan tari Renggarini. Adapun Rengga memiliki makna kebaikan, sementara Rini berarti wanita. Tarian tersebut mulanya mencerminkan sifat wanita yang tegas dan berani.
Seiring waktu, tari Renggarini yang awalnya dikenal sebagai tari topeng Wadon, akhirnya bertransformasi menjadi Tari Kandagan.
Nama "Kandagan", yang berarti wadah perhiasan, dipilih untuk mencerminkan esensi tarian ini sebagai wadah indah yang memuat berbagai gerakan tari yang menakjubkan.
Keunikan tari Kandagan terletak dalam kemampuannya untuk memikat penonton, baik dipertunjukkan secara solo maupun dalam kelompok.
Salah satu hal yang membedakan tari Kandagan dari tarian-tarian lain, seperti Jaipong dan tari Merak, adalah penonjolan maskulinitas dalam gerakan-gerakannya.
Dalam tarian ini, ekspresi maskulinitas tercermin dalam setiap gerakan kepala, badan, kaki, dan tangan para penari yang cenderung tegas.
Kostum yang menjadi ciri khas tari Kandagan adalah penggunaan siger, rambut gambuh kecil, lalu berhiaskan sanggul, serta baju tutup kutung berkerah hitam dan tata rias kandagan.
Tarian ini sering ditampilkan secara solo, namun juga dapat menjadi pertunjukan kolektif dengan penari-penari yang memiliki karakter gagah putri yang sama.
Gerakan-gerakan kaya dan bervariasi dalam tari Kandagan dibangun melalui gerakan pokok dan transisi yang cukup rumit.
Untuk mempelajari Tari Kandagan, penari harus menguasai sikap dan gerakan yang khas, termasuk dalam hal sikap kepala, badan, kaki, dan tangan.
Tidak hanya sekadar kemampuan menari, tari Kandagan juga memerlukan pola gerakan yang wajib menggambarkan kegagahan karakternya.