Review Film: Talk to Me

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 25 Agu 2023 20:00 WIB
Review film: Talk to Me tidak direkomendasikan untuk mereka yang punya gangguan mental, apalagi masih trauma lihat film horor dan darah.
Review film: Talk to Me memang menjadi pesta yang sudah lama dinanti oleh mereka penggemar film macam Final Destination atapun Saw, atau mereka yang menggemari horor tanpa ada 'batasan' tertentu. (A24 via IMDb)
img-title Endro Priherdityo
5
Talk to Me jadi contoh film tak perlu bertele-tele untuk membuat penontonnya ketakutan hingga menahan nafas.

Saya memaki sekaligus memuji bagaimana keusilan mereka berdua membuat Talk to Me terasa sebagai naik roller coaster yang rutenya tertutup kabut, Anda tak akan tahu kapan keretanya naik atau turun menukik dan memutar dengan cepat.

Kemasan naskah yang padat dan efisien itu juga sebagai bukti bahwa film sebenarnya tak perlu sampai harus berdurasi menit tiga digit untuk membawa emosi penonton ke dalam cerita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, saya juga angkat topi atas cara Danny Philippou juga Bill Hinzman menggambarkan karakter-karakter di dalam film ini, serta konflik dan kerumitan antar karakter di dalamnya sehingga rasanya tak ada "orang bener" di kisah ini.

Saya yakin, setiap karakter dalam film ini setidaknya menerima satu umpatan dari penonton karena peran mereka dalam kekacauan luar biasa dalam tragedi Talk to Me.

Hubungan rumit serta kelakuan para karakter film ini mampu membuat penonton meluncurkan umpatan kasar tanpa pikir dua kali. Ini pula yang jadi jalan tol penonton hanyut dalam permainan emosi dari Danny Philippou dan Bill Hinzman.

Film Talk to Me. (A24)Review Film Talk to Me: Performa Sophie Wilde sebagai Mia juga jadi kunci penting naskah dari Danny dan Bill bisa mengubek-ubek emosi penonton. (A24)

Performa Sophie Wilde sebagai Mia juga jadi kunci penting naskah dari Danny dan Bill bisa mengubek-ubek emosi penonton. Aksi --serigala berbulu domba tapi juga korban-- perempuan 26 tahun itu benar-benar patut diperhitungkan.

Selain Wilde, saya juga memberikan salut kepada Joe Bird atas aktingnya yang mendebarkan sebagai Riley. Meski masih belia, Bird menampilkan akting yang total dalam Talk to Me.

Kemudian tim rias, editing, dan sinematografi juga ingin saya berikan apresiasi. Mereka adalah orang-orang yang mampu mewujudkan imajinasi gila Danny dan Michael Philippou serta Bill Hinzman menjadi 'nyata'.

Terlepas dari kengerian kisah dan gambaran dalam Talk to Me, kisah ini membuka mata saya setidaknya pada dua hal. Pertama, sinema Australia membuktikan diri bisa menjadi oase atas narasi Hollywood yang mulai membosankan.

Kedua, Talk to Me menggambarkan kengerian yang dialami atau dilihat oleh mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental. Menimbang bagaimana orang dengan gangguan mental dalam film ini melihat kehidupannya, mental health is not a joke.

[Gambas:Youtube]



(end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER