Hedi Yunus Sesak Napas hingga Muntah karena Polusi Saat Berlari

CNN Indonesia
Senin, 28 Agu 2023 13:35 WIB
Hedi Yunus curhat sesak napas hingga muntah karena polusi saat menjalani kebiasaannya berlari.
Hedi Yunus curhat sesak napas hingga muntah karena polusi saat menjalani kebiasaannya berlari. (Dok. Facebook Hedi Yunus)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hedi Yunus curhat sesak napas hingga muntah karena polusi di Jakarta saat menjalani kebiasaannya berlari pada siang hari. Namun karena polusi, kini vokalis Kahitna itu harus putar otak menghadapi polusi ibu kota.

"Biasanya gue lari tuh siang, pas [sinar] matahari lagi kencang-kencangnya," kata Hedi Yunus seperti diberitakan detikHot, Senin (28/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pas polusi udara, gue merasakan tuh sampai muntah karena sudah sesak napas dan sebagainya," lanjutnya.

Imbas polusi udara itu, Hedi pun harus mengganti jadwal larinya tersebut ke pagi hari. Menurut Hedi, kondisi udara Jakarta saat pagi hari belum terlalu terpapar oleh bahaya polusi.

Hedi menyebut dirinya baru menggeluti hobi baru tersebut sejak September 2020. Dalam berlari, Hedi mengaku sudah sanggup melahap jarak hingga beberapa kilometer dalam sekali berlari.

Ia pun mengimbau agar para penggemarnya dapat mengikuti hobi yang ia geluti saat ini demi kesehatan dan kebahagiaan diri masing-masing.

[Gambas:Video CNN]



Sementara itu, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek belakangan ini, seiring kondisi polusi udara yang tinggi di kawasan tersebut.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tercatat kasus ISPA di Jabodetabek rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.

"Seperti yang kita tahu di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara," ucap Maxi dalam konferensi pers Kemenkes RI, Senin (28/8).

"Seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di Puskesmas maupun rumah sakit di Jabodetabek," lanjutnya.

"Per bulan rata-rata di atas 200 ribu kasus." lanjut dia.

(far/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER