Jimmy Kimmel Akui Hampir Pensiun Sebelum Ada Mogok Kerja Penulis

Jimmy Kimmel mengungkapkan sempat berencana untuk pensiun sebagai pembawa acara program Jimmy Kimmel Live sekitar sebelum para penulis Hollywood melakukan pemogokan kerja.

Hal itu dia ungkapkan dalam Strike Force Five, sebuah siniar di Spotify yang dia jalankan bersama para pembawa acara program tengah malam lainnya. Yaitu, Seth Meyers, John Oliver, Jimmy Fallon, dan Stephen Colbert.

"Saya sangat berniat untuk pensiun tepat pada saat pemogokan dimulai," ungkap Jimmy Kimmel, seperti diberitakan CNN, Rabu (30/8).

Lihat Juga : RUNTAI Slamet Rahardjo: Teater Tidak Boleh Mati

Meski demikian, Kimmel masih memiliki kontrak tiga tahun dengan stasiun TV ABC menjadi pembawa acara sekaligus produser eksekutif untuk Jimmy Kimmel Live.

Sehingga, jika Kimmel benar-benar pensiun, hal itu akan mempersulitnya karena kontraknya itu berlaku hingga 2025.

Di sisi lain, para penulis Hollywood yang tergabung dalam Writers Guild of America (WGA) mulai turun ke jalan untuk berdemo sejak Mei lalu. Aksi mogok kerja ini kemudian diikuti oleh serikat aktor Hollywood, SAG-AFTRA.

[Gambas:Video CNN]

Kedua serikat pekerja ini menuntut kontrak yang lebih manusiawi kepada pihak studio dan perusahaan yang memperkerjakan mereka.

Aksi mogok ini membuat para penulis menghentikan sementara pekerjaan mereka, termasuk menulis untuk episode baru.

Hal itu membuat program-program televisi, seperti program tengah malam yang dipandu Jimmy Kimmel, tidak bisa memproduksi episode baru.

Hingga kini, para serikat pekerja dan pihak studio masih belum menemui kesepakatan yang saling menguntungkan bagi masing-masing pihak.

"Sekarang aku menyadari, oh ya, menyenangkan juga bisa bekerja," ujar Jimmy Kimmel.

Aksi mogok yang dilakukan para penulis dan aktor Hollywood ini bermula dari durasi kesepakatan gaji alias 'UMR' para pekerja kreatif mulai kedaluwarsa pada pertengahan 2023.

Pada pembaharuan kali ini, secara umum, para serikat pekerja menuntut kenaikan standar nominal pembayaran, royalti konten yang rilis secara streaming, pembatasan kecerdasan buatan atau AI demi perlindungan pekerja kreatif, serta pembatasan durasi kerja.

Lihat Juga : Eiichiro Oda Akui Pantau Ketat Produksi Serial Live Action One Piece