Cerita Sutradara Drive My Car Dapat Ilham Film Baru di Pedalaman

CNN Indonesia
Minggu, 10 Sep 2023 15:05 WIB
Ryusuke Hamaguchi kembali dengan sebuah film baru bertajuk Devil Does Not Exist yang tayang premier di Venice Film Festival pada Senin (4/9).
Ryusuke Hamaguchi kembali dengan sebuah film baru bertajuk Devil Does Not Exist yang tayang premier di Venice Film Festival pada Senin (4/9). (AFP/GABRIEL BOUYS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sutradara asal Jepang, Ryusuke Hamaguchi, memilih ke pedalaman setelah mencetak sejarah melalui film Drive My Car yang memenangkan Piala Oscar pada 2022 lalu.

Hamaguchi kembali dengan sebuah film baru bertajuk Devil Does Not Exist yang tayang premier di Venice Film Festival pada Senin (4/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kali ini, film tersebut bukan soal kehidupan luntang-lantung seorang pria yang kehilangan istrinya. Devil Does Not Exist mengisahkan sebuah perusahaan kota yang mengancam kehidupan asli sebuah desa wisata.

Hamaguchi mengaku sebenarnya film ini tak pernah ia niatkan, apalagi setelah keriuhan Drive My Car yang memenangkan piala Best International Feature Academy Awards 2022 dan film Jepang pertama yang meraih nominasi Best Picture Academy Awards.

Semua bermula ketika komposer Eiko Ishibashi meminta Hamaguchi untuk syuting di pedalaman demi sebuah pertunjukan langsung. Nyatanya, Hamaguchi terilhami hal lain.

"Saya sungguh tak ingin melakukan apapun untuk sementara waktu setelah Oscar... Tapi ini terasa seperti sesuatu yang bisa saya lakukan," kata Hamaguchi saat berbincang dengan AFP.

[Gambas:Video CNN]



"Ini belum tentu merupakan tekanan yang saya rasakan, saya hanya benar-benar butuh istirahat," katanya.

Merasa kurang jika hanya mengambil gambar abstrak, Hamaguchi memutuskan menulis sebuah cerita. Ceritanya pun tak jauh-jauh dari atmosfer dirinya yang sedang menghabiskan waktu di pedalaman itu.

"Saya pikir bila dia meminta saya, saya mesti melakukan sesuatu yang sesuai dengan diri saya sendiri. Jadi saya mulai menulis sebuah naskah dan membuat film," kata Hamaguchi.

"Saya sebelumnya hanya tinggal di daerah perkotaan. Karena saya orang kota, jadi saya bisa berbicara bagaimana rasanya orang kota masuk ke lingkungan alam seperti ini," lanjutnya.

AFP menyebut, Evil Does Not Exist menjadi sebuah film yang tenang, tetapi pada akhirnya menegangkan bahkan mengejutkan.

The Guardian menyebut film ini sebagai "sebuah kisah fiksi alam dan moral yang misterius... berada di ambang yang tak dikenal."

Kritikus The Hollywood Reporter mengatakan film ini sebagai "drama alur ritme lambat yang menghipnotis" dan akhir ceritanya sebagai "tabrakan antara mimpi yang mengganggu dan kenyataan."

Lihat Juga :
LAPORAN INTERAKTIF
Dramaturgi Slamet Rahardjo

Akhir cerita film ini membuat para penonton di festival kebingungan, bahkan Hamaguchi pun mengakuinya. Meski begitu, hal yang paling ia sukai dari karya terbarunya ini adalah menunjukkan kompleksitas karakter-karakternya.

"Saya tidak benar-benar yakin apakah saya suka dengan jenis akhiran seperti ini," katanya. "Namun ketika saya menulis naskah, saya selalu tertarik untuk memastikan bahwa itu tidak membosankan bagi saya."

Evil Does Not Exist bersaing dengan 23 film lainnya untuk meraih penghargaan tertinggi Golden Lion di Venesia, yang akan ditentukan pada Sabtu (9/9).

(afp, aca/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER