"Sebut saja 'Film setan akan tetap jadi film setan' Maka The Nun II melakukan tugasnya, dengan efisien dan dengan banyak kejutan, saat Irene dan Defiler saling berhadapan." kata Michael O'Sullivan dalam ulasannya.
Namun tak sedikit yang mengeluhkan The Nun II tak ubahnya film horor monster yang kurang menarik dari segi kreativitas dan pengembangan ceritanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adegan demi adegan membangun ketakutan dan ketegangan, lalu monster muncul, dan kemudian... tidak ada lagi, sebagian besarnya." tulis Claire Shaffer dari New York Times.
"Banyaknya momen-momen konyol yang terdengar menghibur jika Anda mencantumkan semuanya dalam satu halaman, tetapi momen-momen tersebut begitu tersebar di seluruh film ini," tulis William Bibbiani dari TheWrap.
Sementara itu, Meagan Navarro dari majalah film horor Bloody Disgusting menyoroti bagaimana The Nun 2 terpaksa menggunakan mitologi dan mengawinkannya dengan horor sebagai langkah pembaruan.
Namun sayangnya, kata Navarro, hal yang bertujuan untuk membuat film ini lebih hidup justru mematikan faktor horor dari Valak.
The Nun 2 mengisahkan empat tahun setelah berhasil selamat dari biara Santa Carta, Suster Irene (Taissa Farmiga) melanjutkan tugas di sebuah biara menyenangkan di Prancis.
Sementara itu, di sebuah kota kecil pedalaman Prancis, Maurice alias Frenchie (Jonas Bloquet), juga melanjutkan hidupnya setelah bersama Suster Irene dan Pastor Burke selamat dari keganasan Valak.
Namun, kehidupan damai itu tidak bertahan lama ketika Irene kembali diminta bantuan Vatikan untuk menyelidiki serangkaian kasus ganjil di Eropa. Kasus itu pun kembali mempertemukan Suster Irene dengan Valak, traumanya di masa lalu.