5 Hal Menarik Air Mata di Ujung Sajadah, Naskah hingga Box Office
Air Mata di Ujung Sajadah menorehkan capaian positif sejak tayang di bioskop mulai awal September lalu. Film itu sudah meraih lebih 1,9 juta penonton selama 18 hari penayangan.
Capaian apik itu menempatkan Air Mata di Ujung Sajadah sebagai salah satu film terlaris tahun ini. Film tersebut juga masih tayang di banyak bioskop sehingga jumlah penonton total dapat bertambah signifikan.
Air Mata di Ujung Sajadah mengisahkan ibu bernama Aqilla (Titi Kamal) yang terpisah dengan anak kandungnya sejak lahir.
Tujuh tahun usai perpisahan itu, ia ingin mendapatkan kembali anaknya yang ternyata diasuh pasangan Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana).
Namun di balik semua itu, terdapat sejumlah fakta yang berhubungan dengan cerita hingga produksi film. Berikut lima hal menarik di balik Air Mata di Ujung Sajadah.
1. Skenario digarap sejak 2017
Meski tayang pada 2023, cerita film ini sudah dikembangkan sejak enam tahun lalu oleh Ronny Irawan. Ia berkolaborasi dengan Titien Wattimena mengembangkan cerita menjadi skenario film sejak 2017.
Titien kemudian menggarap skenario film itu bersama sejumlah penulis pendamping, termasuk Key Mangunsong yang didapuk sebagai sutradara.
Sementara itu, Ronny menempati kursi produser bersama Nafa Urbach. Air Mata di Ujung Sajadah sekaligus menandai debut Nafa Urbach sebagai produser.
2. Berlatar di Solo
Cerita film ini mengambil latar di Solo. Pemilihan latar itu menyesuaikan plot cerita yang menampilkan Arif dan Yumna pindah dari Jakarta ke Solo untuk membesarkan Baskara (Faqih Alaydrus).
Mereka diminta pindah oleh Ibu Halimah (Tutie Kirana) sehingga Aqilla tak bisa bertemu sang anak. Solo akhirnya menjadi tempat yang dituju Aqilla saat pertama kali tahu bahwa anaknya masih hidup.
Kota itu juga menjadi saksi bisu Aqilla mulai menjalin kedekatan dengan Baskara, mulai dari mengunjungi sekolah hingga bermain ke tempat-tempat ikonis di Solo.
Lanjut ke sebelah...