Menurut Murat, Scott menggambarkan semua keputusan Napoleon sebagai pemimpin didasarkan pada gairahnya terhadap Josephine. Ia mengakui gagasan itu sebagai hal yang romantis, tapi tidak masuk akal secara sejarah.
"Napoleon di bawah pengaruh seorang ibu yang kasar, digambarkan sebagai seorang pria kejam bersama Joséphine," tutur Murat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam kehidupan cinta, Napoleon digambarkan sebagai anak kecil yang canggung, ketakutan, dan penakut. Joaquin Phoenix memerankan Napoleon yang kekanak-kanakan, kejam, bingung, dan lemah." lanjutnya.
"Napoleon bukanlah pemimpin seperti itu," tegasnya.
Selain itu, Murat menilai bahwa film ini adalah penggambaran Napoleon dari sudut pandang Inggris yang merupakan kebangsaan dari Ridley Scott.
Meski begitu, ia tetap memberikan ulasan positif terkait upaya Scott dari segi produksi. Ia tetap menilai film ini sebagai sebuah "pertunjukan yang memukau."
"Film ini menawarkan pandangan baru tentang Kaisar, pandangan yang mungkin tidak saya bagikan, tetapi yang tetap memperkaya refleksi tentang Napoleon dan eranya," kata Murat.
Film Napoleon Ridley Scott ini akan mengisahkan kehidupan sang kaisar Prancis Napoleon Bonaparte yang diperankan oleh Joaquin Phoenix.
Film ini sebagian besar menampilkan kisah Napoleon, mulai dari perjalanan menjadi kaisar hingga perjalanan cintanya dengan Josephine (Vanessa Kirby).
Film tersebut disutradarai oleh Scott berdasarkan dari naskah garapan David Scarpa, dan akan menjadi film ke-28 sutradara Inggris yang kini sudah berusia 86 tahun tersebut.
Napoleon turut dibintangi Tahar Karim, Ben Miles, Ludivine Sagnier, Matthew Needham, hingga Youssef Kerkour. Napoleon telah tayang di bioskop Indonesia mulai 29 November 2023.