Mimpi dan Pelarian di Balik Ikatan Cinta Ibu-ibu dengan Sinetron

CNN Indonesia
Selasa, 26 Des 2023 12:00 WIB
Ada sejumlah sebab mengapa 55 persen perempuan dewasa, terutama emak-emak, memilih menyaksikan sinetron dengan cerita tertentu.
Ilustrasi. Ada sejumlah sebab mengapa 55 persen perempuan dewasa, terutama emak-emak, memilih menyaksikan sinetron dengan cerita tertentu. (iStockphoto)

Situasi itu berbanding terbalik ketika dirinya mengerjakan naskah sinetron yang mengisahkan karakter dengan kehidupan mewah.

"Kemarin itu ada beberapa series yang kami bikin setnya itu rumah menengah ke bawah, orang enggak punya, itu malah enggak jalan," ujar Maruska.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi ketika setnya rumah mewah dengan kolam renang, ratingnya bisa stabil bagus. Apalagi kalau baju pemeran high class, bagus-bagus, entah kenapa itu berpengaruh," lanjutnya.

Keluhan serupa disampaikan Aya, salah satu co-writer sinetron yang sempat viral beberapa tahun lalu akibat adegan rebus boneka.

Ia mengaku sesungguhnya penulis kerap memiliki ide baru yang hendak dituangkan dalam sinetron. Kendati demikian, itu kadang tak sejalan dengan keinginan penonton yang berdampak pada rating.

"Jadi akhirnya kami mengikuti iklim penonton. Kami bacain [komentar netizen di media sosial] lalu sampaikan ke head writer kira-kira keinginan penonton alurnya seperti apa," cerita Aya.

"Jadi tanpa sadar kadang komen-komen mereka juga memengaruhi alurnya," Aya menegaskan.

Proses syuting sinetron Emak Gue Jawara (2023) di Depok, Jawa Barat. (CNN Indonesia/ Muhammad Feraldi)Kerja sama seluruh lapisan, mulai dari tim kreatif dan sutradara dalam mengolah cerita untuk divisualisasikan ke layar kaca, mengencangkan riset, serta peka terhadap kebutuhan penonton serta kondisi sosial bisa menghasilkan banyak kisah baru dalam sinetron. (CNN Indonesia/ Muhammad Feraldi)

Meski demikian, perjalanan industri selama puluhan tahun telah membuktikan kisah rumah tangga dengan berbagai intrik bukan satu-satunya cara ampuh untuk menggaet ibu-ibu dan penonton sinetron umum.

Ada banyak judul sinetron yang berhasil diapresiasi meski mengangkat genre komedi, atau bahkan slice of life. Sebut saja Islam KTP, Dunia Terbalik, Preman Pensiun, atau Tukang Ojek Pengkolan.

Harus diakui, memikat hati penonton melalui genre dan nuansa baru seperti judul-judul di atas memang bukan perkara mudah. Namun, itu semua juga bukan hal yang mustahil.

Hal tersebut bisa dicapai dengan kerja sama seluruh lapisan, mulai dari tim kreatif dan sutradara dalam mengolah cerita untuk divisualisasikan ke layar kaca, mengencangkan riset, serta peka terhadap kebutuhan penonton serta kondisi sosial.

Begitu pula dengan produser harus mengutamakan kualitas, alias tidak serba kejar tayang. Founder dan Komisaris Utama PT Tripar Multivision Plus Tbk, Raam Punjabi, mengamini hal itu.

Ia mengakui sulit untuk bisa menyadari dan memahami selera penonton. Sehingga, produser seperti dirinya perlu membuka ruang seluas-luasnya bagi tim kreatif untuk berkreasi.

"Jadi creative producer itu memberikan dorongan kepada penulis untuk lebih kreatif dan memberikan sesuatu yang bukan hanya berada di lingkungan mereka," ungkap Raam Punjabi.

"Itu satu poin yang harus dipegang bahwa produser harus kreatif dan produser harus menyemangati penulisnya agar memberikan pemikiran produser itu dalam bentuk cerita dan skenario."

(chri)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER