Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) mengaku telah menegur pihak Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair untuk membayarkan royalti penggunaan karya cipta lagu sejak 2023, tapi tak pernah dapat tanggapan.
Komisioner LMKN Bidang Kolektif Royalti dan Lisensi, Yessy Kurniawan mengatakan kepada CNNIndonesia.com, teguran itu disampaikan kepada pihak PRJ karena belum melakukan kewajiban pembayaran atas penyelenggaraan acara itu dalam dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kan PRJ kalau kami lihat di bawah 2022 itu masih komplit lah. Lalu kan ada lagi sekitar 2022, nah 2022-2023 itu mereka belum bayar," ujar Yessy, Jumat (19/1).
CNNIndonesia.com telah menghubungi pihak JIExpo selaku penyelenggara PRJ/Jakarta Fair untuk menanggapi tudingan tersebut, tapi tak juga mendapatkan respons.
Selaku pihak yang bertanggung jawab atas pengumpulan royalti seperti diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, pihak LMKN disebut Yessy telah melayangkan surat pemberitahuan secara berkala kepada pihak penyelenggara PRJ.
Namun, Yessy mengatakan surat pemberitahuan itu tak jua digubris hingga Juni 2023. Sampai akhirnya LMKN disebut merilis surat teguran sebagai bentuk peringatan.
Yessy mengatakan, usai teguran itu dikeluarkan pun, mereka belum juga menerima konfirmasi lebih lanjut terkait kewajiban PRJ untuk membayarkan royalti hak cipta.
"Sampai Juni 2023 kalau tidak salah, kami sudah menyampaikan surat peringatan [kepada PRJ]," kata Yessy.
"Lalu kami dijanjikan untuk bertemu dengan tim PRJ, kami juga dijanjikan bicara dengan tim manajemen mereka, tapi sampai sekarang juga belum ada pembayarannya," sambungnya.
Yessy menerangkan, ada berbagai faktor yang membuat pihak penyelenggara tak membayarkan royalti hak cipta tersebut. Namun ia membantah bila pihak penyelenggara beralasan tidak mendapatkan informasi soal kewajiban terkait.
"LMKN melalui tim pelaksana harian di bidang lisensi akan melakukan pemberitahuan sedari awal," ujar Yessy. "Jadi terbantah kalau ada klaim yang bilang penyelenggara tidak tahu kalau mereka harus bayar,"
"Kami paham kalau mereka memang mungkin sedikit sibuk pas sebelum event atau pas event dijalankan, maka kami harapkan biasanya pembayarannya diselesaikan setelah event," imbuh Yessy.
Yessy sebelumnya sempat menyebut PRJ sebagai pihak yang "langganan" enggan bayar royalti atas acara yang mereka gelar tiap tahun dan dikunjungi ratusan ribu orang selama sebulan.
Lanjut ke sebelah...