"Bagi saya, yang penting adalah kita menceritakan kisah yang jujur," kata Nguyen.
"Ini adalah kisah yang jujur tentang malam itu dan semua hal yang bisa saja menjadi hancur - yang memang terjadi - tetapi pada akhirnya, ini menjadi keluarga yang indah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
We Are the World sendiri merupakan sebuah lagu yang ditujukan untuk amal dan mulanya direkam oleh supergrup bernama USA for Africa.
Supergrup kolektif itu berisikan puluhan musisi mentereng asal AS yang berada di bawah pimpinan Harry Belafonte, Kenny Rogers, Michael Jackson, dan Lionel Richie.
Dipimpin oleh konduktor Quincy Jones, USA for Africa juga melibatkan para penyanyi solo termasuk Ritchie, Michael Jackson, Stevie Wonder, Tina Turner, Diana Ross, Ray Charles, Bob Dylan, dan Bruce Springsteen.
Untuk melengkapi megahnya aransemen lagu ini, sebuah grup koor juga melibatkan banyak nama beken lainnya, termasuk Bette Midler, Smokey Robinson, hingga ikon Hollywood, Dan Aykroyd.
Para bintang ini pun dengan mudah mengantarkan We Are the World ke puncak tangga lagu global ketika pertama kali rilis pada Maret 1985.
Lagu ini dengan cepat menjadi single pop terlaris dalam sejarah AS, dan berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$60 juta untuk organisasi nirlaba USA For Africa.
Sejak penayangan pada 29 Januari 2024 di Netflix, The Greatest Night in Pop mendapatkan ulasan cukup positif. Per hari ini, Rabu (31/1), dokumenter ini mendapatkan skor Tomatometer sebesar 95 persen di Rotten Tomatoes dari 20 ulasan.
(far/end)