Kuasa hukum Taylor Swift mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap penyebar informasi penerbangan pribadi selebritas tersebut yang merupakan seorang mahasiswa.
Diberitakan Entertainment Weekly pada Selasa (6/2), tindakan itu diambil lantaran tindakan Jack Sweeney yang merupakan mahasiswa University of Central Florida tersebut bisa mengancam nyawa Swift yang selalu menghadapi para penguntit atau stalker.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jack Sweeney yang diketahui berusia 21 tahun disebut kerap mengambil informasi penerbangan para selebritas dari Federal Aviation Administration yang mempublikasikannya ke media sosial.
Sweeney bukan hanya menyebarkan jadwal penerbangan pribadi para selebritas, tetapi juga mengestimasikan penggunaan bahan bakar dan jejak emisi karbon dari mereka.
Tim hukum Swift nyatanya pernah memberikan surat permintaan penghentian hal tersebut ke Sweeney pada Desember 2023 dengan alasan tindakan pemuda itu bisa membahayakan keselamatan Taylor Swift.
"Kami mengetahui perselisihan publik Anda dengan individu terkenal lainnya dan taktik Anda dalam interaksi tersebut, termasuk penawaran menghentikan perilaku berbahaya Anda dengan barang berharga," tulis surat yang dirilis oleh EW.
"Meski ini menjadi sebuah permainan bagi Anda, atau sebuah jalan yang Anda harap bisa memberikan Anda kekayaan atau ketenaran, ini sebenarnya adalah masalah hidup-mati dari klien kami, Nona Swift yang berhadapan dengan para penguntit dan individu lainnya yang ingin menyakitinya," lanjutnya.
EW menyebut Sweeney tidak memberikan pernyataan saat diminta tanggapannya. Namun ia pernah mengatakan kepada Washington Post bahwa "informasinya sudah ada di luaran sana" dan "tim Taylor merasa mereka bisa mengontrol dunia".
Kuasa hukum Sweeney, James Slater, pun mengatakan kepada Washington Post bahwa tudingan tim kuasa hukum Taylor Swift tidaklah berdasar.
"Ini bukan tentang memasang pelacak GPS pada seseorang dan melanggar privasi mereka. Mereka menggunakan informasi publik untuk melacak jet seorang tokoh masyarakat," kata Slater.
"Ini adalah upaya mereka untuk meredam isu kehumasan dan menindas klien saya agar pemberitaan buruknya mereda," lanjutnya.
Sementara itu, juru bicara Swift mengatakan kepada EW bahwa informasi keberadaan Swift bisa jadi berhubungan dengan kasus penguntit bintang pop yang saat ini sedang diselidiki kepolisian.
"Postingannya memberi tahu kapan dan di mana tepatnya Taylor akan berada. Sebelum tur dimulai, Taylor membeli lebih dari dua kali lipat kredit karbon yang dibutuhkan untuk mengimbangi seluruh perjalanannya, termasuk tur tersebut." kata juru bicara Swift.
Taylor Swift meghadapi berbagai kritikan soal penggunaan jet pribadi dalam setiap perjalanannya lantaran dianggap meninggalkan jejak karbon yang berkontribusi pada pencemaran lingkungan dan pemanasan global.
Menurut agensi marketing Yard, perjalanan jet pribadi Swift diyakini menyumbang 8.000 metrik ton emosi hanya pada 2022, dan salah satu individu dengan jejak emisi CO2 tertinggi pada 2022.
Namun di sisi lain, Taylor Swift juga menghadapi berbagai aksi penguntitan ke kediaman pribadinya.
Seperti yang terjadi pada akhir Januari 2024, saat seorang pria asal Seattle ditangkap untuk ketiga kalinya dalam lima hari karena menguntit kediaman Swift di Tribeca, New York City.
Pria tersebut ditangkap kurang dari sejam setelah dilepas kedua kalinya oleh hakim Manhattan karena tindakan serupa.
Belum lagi pada 2023, seorang pria berbeda asal Indiana juga ditangkap karena mengikuti Taylor Swift, bahkan sampai mengintimidasi dan melecehkan penari The Eras Tour.
Taylor Swift juga pernah mengaku dalam dokumenter Miss Americana yang rilis pada 2020 bahwa ia pernah mendapati seorang penguntit membobol rumahnya dan tidur di kasurnya.