Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengakui bahwa Indonesia memerlukan kehadiran Taylor Swift untuk bisa meningkatkan kunjungan wisatawan.
Hal itu diungkap Sandiaga saat menjawab pertanyaan Bloomberg TV yang tayang di YouTube pada Senin (19/2). Ia ditanya soal insentif yang ia perlukan demi bisa menaikkan pariwisata selain Bali.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami butuh apa yang dilakukan Pemerintah Singapura dan Australia lakukan, dengan mampu membawa Taylor Swift," kata Sandiaga Uno. "Kami butuh Swiftonomics untuk pariwisata Indonesia."
Swiftonomics merupakan istilah yang muncul setelah kehadiran konser The Eras Tour dari Taylor Swift di berbagai kota di Amerika Serikat mampu mendongkrak ekonomi dan pendapatan daerah.
Peningkatan pendapatan tersebut datang dari lonjakan okupasi hotel kota pemberhentian The Eras Tour, pajak dari berbagai aktivitas konsumsi para penonton tur, hingga pajak dari konser itu sendiri.
Tercatat, rata-rata kenaikan ekonomi yang terjadi di kota pemberhentian The Eras Tour mencapai tiga kali lipat dari kondisi normal.
Meski begitu, untuk mengundang Taylor Swift ke Indonesia dalam hal The Eras Tour adalah hampir mustahil. Hal ini karena Swift sudah membukukan jadwal The Eras Tour leg internasional hingga akhir 2024.
Untuk leg internasional The Eras Tour, Taylor Swift hanya menjadwalkan Tokyo dan Singapura sebagai pemberhentian di Asia, dan Melbourne serta Sydney sebagai pemberhentian di Australia.
Banyak pemimpin negara sebelumnya sudah mengajukan diri dan mengundang Swift untuk datang membawa The Eras Tour karena imbas Swiftonomics ini, tapi ada juga pemerintah yang memberikan insentif khusus demi bisa didatangi Taylor seperti Singapura.
Selain itu, Swift juga akan merilis album baru pada April 2024, The Torture Poets Department, yang diprediksi bakal dilanjutkan dengan tur album tersebut pada 2025.
Lihat Juga : |
"Kami yakin memulai insentif itu dengan pendanaan pariwisata Indonesia, yang semoga dengan pendanaan ini kami bisa menawarkan acara-acara bagus untuk datang di tahun-tahun berikutnya," kata Sandiaga.
"Bukan cuma musik, tapi juga acara olahraga, kami perlu memberikan budaya acara yang baik dalam acara yang digelar di Indonesia," lanjutnya.
Sandiaga menyebut "budaya acara yang baik" itu demi bisa menarik turis yang baik pula untuk datang berkunjung ke Indonesia, menetap lebih lama, dan bisa berdampak pada ekonomi lokal.
Ia juga optimis dengan sejumlah transformasi pariwisata yang mereka lakukan, seperti green tourism yang fokus pada kualitas dan keberlanjutan.