REVIEW KONSER

Hormat dari Anak Warnet 2000-an untuk Avenged Sevenfold

Muhammad Hirzan Ibnurrusyd | CNN Indonesia
Rabu, 29 Mei 2024 20:00 WIB
Review: konser Avenged Sevenfold di Jakarta agak terasa berbeda dibanding yang lain.
Setelah sembilan tahun, Avenged Sevenfold kembali datang ke Indonesia lewat konser tur Life Is but A Dream - The Only Stop in Asia yang digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (25/5) malam. (Akselerasi Entertainment / Gladinasaska)
5
Ada beberapa hal yang membuat Avenged Sevenfold layak mendapatkan hormat lebih atas konsernya di Jakarta pada 25 Mei 2024.

Teriakan penonton begitu nyaring saat melodi lagu tersebut muncul untuk pertama kalinya sejak 2009. Selama lima menit, Avenged Sevenfold menjadi penguasa waktu yang membuat ribuan penggemarnya kembali ke masa lalu.

Banyak orang mungkin hanya mengetahui satu lagu Avenged Sevenfold, yakni Dear God. Namun, lagu Dear God adalah pintu masuk saya dan banyak orang di luar sana untuk menjadi penggemar A7X.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tumbuh dari keluarga yang tinggal di luar Jawa dan hanya mendengarkan lagu A7X di playlist operator warnet, dan akhirnya bisa mendengar setlist dengan lagu masa kecil saya secara langsung, konser ini bagi saya adalah a whole different roller coaster of emotion.

Hingga kemudian, lagu A Little Piece of Heaven adalah penutup yang pas dari konser ini sekitar pukul 22.39 WIB, mengingat lagu ini menjadi party anthem untuk penggemar Avenged Sevenfold dan dihiasi circle pit dan mass karaoke di seluruh stadion.

Bila orang-orang bertanya kepada saya bagaimana rasanya berada di konser itu, saya akan menganalogikannya seperti menonton film Spider-Man: No Way Home.



Ada beberapa hal yang membuat saya hormat berlebih kepada Avenged Sevenfold. Mereka rela memangkas lagu We Love You dari album terbaru yang biasanya ada saat tur Amerika untuk memberikan fan service secara maksimal kepada fanbase terbesar mereka di dunia.

Sebagai videografer, satu hal menakjubkan yang harus saya apresiasi ialah aksi videotron panggung mereka. Saya tahu Avenged Sevenfold merupakan band yang tidak ketinggalan zaman, dan tetap mengikuti teknologi untuk penampilan mereka.

Namun, kehadiran Artificial Intelligence (AI) di videotron mereka membuat saya benar-benar terkagum dan bertanya-tanya tentang bagaimana mereka bisa mengaplikasikan AI di live show tersebut.

Konser Avenged Sevenfold di Stadion Madya GBK Senayan Jakarta pada Sabtu (25/5).Review Konser Avenged Sevenfold: satu hal menakjubkan ialah aksi videotron panggung mereka. Avenged Sevenfold merupakan band yang tidak ketinggalan zaman, dan tetap mengikuti teknologi untuk penampilan mereka. (Akselerasi Entertainment / Gladinasaska)

Memang tetap ada segelintir catatan kecil soal konser ini. Beberapa yang muncul dari obrolan para penggemar adalah panggung tempat A7X dan dua band pembuka tampil dirasa terlalu rendah.

Hal itu membuat penonton kategori festival tidak bisa melihat jelas ke panggung saat banyak ponsel sudah terangkat untuk merekam.

Satu hal lain yaitu mushola yang terlalu kecil untuk menampung penonton yang ingin beribadah. Namun, hal itu terbantu berkat tertibnya penggemar Avenged Sevenfold.

Akhir kata, konser ini memang jadi konser Avenged Sevenfold pertama saya. Namun saya bisa jamin, konser ini tidak akan menjadi konser Avenged Sevenfold terakhir yang akan saya tonton.

(end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER