Akibat pandemi COVID-19, Swift awalnya sempat menunda dan pada akhirnya membatalkan semua jadwal konsernya pada 2020.
Bintang tersebut awalnya dijadwalkan tampil di empat konser di Amerika Serikat pada Juli dan Agustus 2020, yang ia sebut sebagai Lover Fest, serta beberapa festival musik Eropa, tetapi semua pertunjukan dibatalkan.
"Saya sangat kecewa karena tidak dapat bertemu langsung dengan Anda secepat yang saya inginkan," tulis sang bintang di Instagram pada April 2020. "Saya sangat merindukan Anda dan tidak sabar menunggu kita semua dapat tampil bersama lagi dengan aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah akhirnya kembali tur dunia setelah pademi, Taylor Swift menunda malam kedua konser di Rio de Janeiro, Brasil, pada November 2023 dengan alasan "suhu ekstrem" pada tanggal pertunjukan.
Namun, konser dijadwalkan ulang pada Senin berikutnya. Pada malam pertama tur di sana, satu fan meninggal sesaat sebelum Swift naik panggung karena kelelahan akibat panas ekstrem, berdasarkan laporan forensik.
Pada paruh pekan ini (7/8), tiga malam konser yang direncanakan di Wina resmi diumumkan batal setelah tersiar berita tentang dugaan serangan teror yang direncanakan di tempat tersebut.
Dalam konferensi pers pada 8 Agustus, Omar Haijawi-Pirchner, kepala Direktorat Keamanan Negara dan Intelijen Austria, mengatakan bahwa tersangka berusia 19 tahun dan mengaku "hendak melakukan serangan" di konser Taylor Swift "dengan menggunakan bahan peledak dan pisau."
Setelah kejadian itu, Taylor Swift masih dijadwalkan tetap gelar konsesr lima hari di Stadion Wembely, London pada akhir Agustus 2024.
"Tidak ada yang menunjukkan masalah yang sedang diselidiki otoritas Austria akan berdampak pada acara mendatang di London," kata juru bicara Kepolisian Metropolitan London, menurut BBC.
Juru bicara itu menambahkan, "Seperti biasa, kami akan terus mencermati informasi baru apa pun."
(chri)