Review Film: Alien - Romulus

Muhammad Feraldi Hifzurahman | CNN Indonesia
Jumat, 16 Agu 2024 20:15 WIB
Sutradara Fede Álvarez mampu mengeksekusi Alien: Romulus dengan nuansa megah dari perspektif cerita baru.
Sutradara Fede Álvarez mampu mengeksekusi Alien: Romulus dengan nuansa megah dengan cerita dari perspektif baru. (20th Century Studios)
img-title Prabarini Kartika
4
Alien: Romulus menjadi sci-fi horor yang ramah bagi penonton awam sekaligus tontonan penuh nostalgia bagi penggemar lama.

Perbedaan yang cukup kontras baru tampak dari sinematografi hingga gaya pengambilan gambar. Adegan-adegan dalam cerita Alien: Romulus ditampilkan dengan banyak variasi yang cukup memanjakan mata.

Penuturan cerita Alien: Romulus juga terasa lebih efisien dan padat, terutama dibanding versi Ridley Scott yang cenderung slow burn sebelum kehadiran Xenomorph.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Fede Álvarez menyajikan adegan horor dan jumpscare menegangkan dengan porsi yang lebih banyak. Kecenderungan ini bukan hal aneh mengingat rekam jejak Fede Álvarez sebagai sutradara film horor, seperti Evil Dead (2013) dan Don't Breathe (2016).

Ia berhasil membombardir penonton dengan adegan-adegan yang menegangkan sejak kemunculan Facehugger. Intensitas adegan horor itu semakin tinggi sepanjang cerita.

Ketegangan itu melesat dalam babak ketiga, terutama ketika varian Xenomorph terbaru muncul mengancam nyawa Rain (Cailee Spaeny). Adegan itu, bagi saya, melengkapi cerita Alien: Romulus yang solid sejak awal.

Fede Álvarez bukan satu-satunya orang yang mengemban beban besar di Alien: Romulus. Film ini juga menjadi pertaruhan bagi Cailee Spaeny yang harus mengisi posisi Sigourney Weaver sebagai pemeran utama.

Cailee Spaeny mengambil langkah besar dalam kariernya ketika mengambil peran Rain di Alien: Romulus. Ia sulit lepas dari kesuksesan Weaver sebagai Ripley, apalagi karena kemiripan posisi mereka sebagai jantung cerita di film masing-masing.

Penampilan Sigourney Weaver sebagai Ellen Ripley sangat berkesan sepanjang saga Alien. Ia bahkan menjelma menjadi ikon film sci-fi era 1980-an hingga 1990-an.

Pengaruh besar Sigourney Weaver sangat sulit ditandingi siapa pun, apalagi jika dibandingkan dengan Cailee Spaeny yang kariernya seumur jagung.

Namun, Cailee Spaeny membuktikan bahwa ia tak perlu menjadi "The Next Sigourney Weaver" di Alien: Romulus. Ia sukses menampilkan Rain dengan semangat anak muda yang nekat dan meletup-letup.

Spaeny juga nyaris tanpa celah ketika berakting dengan lawan main maupun saat harus bertahan hidup seorang diri melawan berbagai varian Xenomorph.

Capaian ini berhasil melanjutkan penampilan gemilang sang aktris satu tahun terakhir. Ia mencetak hattrick berkat akting apiknya di Priscilla (2023), Civil War (2024), dan Alien: Romulus (2024).

Cailee Spaeny as Rain Carradine in 20th Century Studios' ALIEN: ROMULUS. Photo courtesy of 20th Century Studios. © 2024 20th Century Studios. All Rights Reserved.Cailee Spaeny sebagai Rain Carradine di film Alien: Romulus. (20th Century Studios)

Dengan segala keunggulan itu, Alien: Romulus tetap punya catatan. Film ini rasanya belum mampu memberikan pengaruh besar untuk lanskap sci-fi horror Hollywood.

Sebab, Alien: Romulus tak punya adegan ikonis yang revolusioner, seperti ketika Chestbusters pertama kali mencuat dari dada Kane (John Hurt) di Alien (1979).

Namun, eksekusi film ini sudah cukup untuk melanjutkan dominasi blockbuster hit selama musim panas tahun ini.

Alien: Romulus kemungkinan besar mampu meneruskan catatan Twisters (2024) hingga Deadpool & Wolverine (2024) yang telah menuai sukses di bioskop selama beberapa pekan terakhir.

Eksekusi apik yang ramah segala kalangan ini juga rasanya cukup menjamin kesuksesan box office Alien: Romulus selama beredar di layar lebar seluruh dunia.

[Gambas:Youtube]



(pra)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER