Sutradara sekaligus penulis naskah Joko Anwar ikut turun ke jalan menyuarakan penolakan pengesahan revisi UU Pilkada pada Kamis (22/8). Ia juga sempat mengabadikan situasi para warga ketika sedang menyanyikan Indonesia Raya.
Dalam unggahan di media sosial, ia menegaskan rakyat tidak akan pernah diam sehingga pemerintah diperingatkan untuk tidak bermain-main dengan rakyat.
"Jangan main-main dengan rakyat. Kemarahan kami terbukti dahsyat sepanjang sejarah manusia," tulis Joko Anwar di X atau Twitter, Kamis (22/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak bodoh. Kami tidak akan diam. Kami ada," ia menegaskan.
Bintang Emon menyuarakan keresahannya saat berorasi dalam demo di depan Gedung DPR, Kamis (22/8). Bintang bersama komika lainnya menyerukan publik melawan kebijakan yang mencederai demokrasi di Indonesia.
"Kita dianggap tolol, ketika dianggap tolol, kita harus lawan. Berikan kami kompetisi yang baik untuk menghasilkan pemimpin yang baik untuk kita," lanjutnya.
"Tadi ada titipan dari teman-teman di bawah. Buat teman-teman yang enggak bisa hadir di sini, tanamkan ini dalam kepala kalian, kalau belum umur 30 jangan nyalon dulu, jangan ya dek ya. Hidup rakyat!" katanya.
Abdur Arsyad menjadi salah satu yang ikut berorasi saat demo di depan DPR. Momen itu dipastikan untuk membantu menyalurkan suara dari seluruh masyarakat, bukan menampilkan aksi-aksi lucu.
"Ingat kita kawal putusan MK, harusnya yang sudah ditetapkan oleh MK seperti kata presiden di beberapa bulan lalu, yakni sudah final dan kita taati, maka harus itu juga yang dia katakan hari ini," kata Abdur Arsyad.
"Mari kita kawal bersama, mudah-mudahan KPU menuruti apa yang diputuskan MK, bukan yang diputuskan orang-orang di dalam sana [DPR] itu. Jadi mari kita kawal," ia menegaskan.
Selain Abdur Arsyad, Mamat Alkatiri juga berorasi dan menyuarakan supaya masyarakat Indonesia bersatu mengawal putusan Mahkamah Konstitusi dan menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
"Saya cuma minta kita jangan lagi mau dipecah belah oleh mereka, kita tinggalkan segala ego dalam diri kita, kita bersatu, karena mereka takut kalau kita bersatu," kata Mamat Alkatiri.
"Selama ini mereka memecah belah kita, seluruh agenda mereka, mereka masukkan dan goal goal saja iya kan? Jadi setuju tidak kita harus bersatu? Bersatu rakyat Indonesia! Hanya ada satu kata, lawan!"
Ananda Badudu menjadi salah satu yang aktif menggunakan media sosialnya untuk terus menyuarakan kawal putusan MK. Tak hanya itu, ia juga kerap meminta para peserta aksi untuk saling memeriksa satu dengan yang lain.
"Jangan mau dibodoh-bodohi. Tanpa konpers ini pun semua tahu 'jika' tidak ada pengesahan, maka DPR ikut MK. Terus kalau 'jika' ada pengesahan gimana?" tuturnya.
"Jangan mau dikadalin dengan bahasa bahasa bersayap. Lawan sampai menang!!"
(chri)