Peraih Nobel Sastra Puji Warga Korea Suarakan Pemakzulan Presiden Yoon

CNN Indonesia
Jumat, 13 Des 2024 19:20 WIB
Peraih Nobel Sastra 2024 Han Kang puji keberanian warga Korea Selatan serukan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.
Peraih Nobel Sastra 2024 Han Kang puji keberanian warga Korea Selatan serukan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. (AFP/-)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peraih Nobel Sastra 2024 Han Kang memuji keberanian warga Korea Selatan dalam menyuarakan kekhawatiran atas negara sekaligus menyerukan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol dalam beberapa waktu terakhir.

Ia mengaku tersentuh dengan respons yang diberikan warga sejak Presiden Yoon menyatakan darurat militer pada 3 Desember dan berujung pada demo menuntut Presiden Korea itu mengundurkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat tersentuh oleh ketulusan dan keberanian yang ditunjukkan oleh warga dalam menanggapi peristiwa ini," kata Han Kang seperti diberitakan kantor berita Yonhap, Jumat (13/12).

"Karena itu, saya tidak menganggap situasi ini sepenuhnya buruk," katanya meyakini krisis itu tidak separah yang terlihat dari luar.

Hal tersebut disampaikan Han Kang saat menghadiri Malam Nobel di Royal Dramatic Theatre, Stockholm, pada Kamis (12/12) waktu Swedia.

Han Kang tidak berada di Korea Selatan sejak 5 Desember atau dua hari setelah Presiden Yoon mendeklarasikan darurat militer yang hanya bertahan hitungan jam.

[Gambas:Video CNN]



Sehingga, ia tidak di Korea saat Majelis Nasional melakukan pengambilan suara untuk memakzulkan Presiden Yoon yang berujung gagal karena tidak memenuhi kuorum pada Sabtu (7/12).

Sebelumnya, Han Kang mengungkapkan pandangan serupa dalam konferensi pers Jumat lalu.

"Banyak orang di generasi saya, serta mereka yang lebih tua dari saya yang memiliki trauma pemberontakan Gwangju, ikut serta (dalam unjuk rasa)," tuturnya.

"Saya yakin semua orang bertindak dengan penuh perhatian dan rasa urgensi, mengetahui betapa lebih buruknya situasi jika tidak ditangani."

Namun, Han Kang memilih untuk berhati-hati dalam berkomentar ketika ditanya mengenai kemungkinan novel Human Acts yang ia tulis telah memengaruhi kesadaran publik.

"Saya mungkin telah membantu generasi muda menemukan jalan untuk memahami Gwangju sampai batas tertentu, tetapi mengatakan itu akan menjadi berlebihan," katanya.

Namun, Han mengaku merasa tersentuh oleh foto-foto orang yang membaca buku di dekat lokasi protes. "Itu membuat saya sangat tersentuh."

Human Acts merupakan novel karya Hang Kang yang terbit pada 2014. Novel itu terinspirasi pembantaian yang dilakukan militer Korea Selatan pada 1980 dan mengisahkan kematian seorang anak laki-laki di tengah gelombang kemunculan demokrasi.

Sementara itu, Partai oposisi parlemen Korea Selatan, Partai Demokratik (DP), saat ini sedang menyiapkan upaya pemakzulan kedua Presiden Yoon Suk Yeol imbas drama darurat militer yang terjadi pekan lalu.

DP berencana melaporkan usulan mosi pemakzulan kedua Presiden Yoon ke Majelis Nasional Korsel pada hari ini, Kamis (12/12). Sementara itu, pemungutan suara untuk mosi tersebut bakal dilakukan pada Sabtu (14/12).

Juru bicara DP, Kang Yu Jung, mengatakan pihaknya bakal menggelar pemungutan suara usulan pemakzulan kedua Presiden Yoon pada Sabtu pukul 16.00 KST atau 14.00 WIB.



(chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER