Tak hanya itu, pembuktian SEVENTEEN memerhatikan penggemarnya adalah ketika boy group itu meminta beberapa Carat untuk tampil meski berada di tribune atas.
Semua dimulai ketika kamerawan menyorot beberapa penggemar kala Carat Time. Banyak dari mereka yang disorot dan berkaraoke bareng untuk lagu Darl+ing, Rock with you, Clap, CHEERS, Back It Up, dan HIT.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sedikitnya dua orang memang menarik perhatian Carat yang lain, karena memamerkan koreografi dengan amat baik. Selain Carat, SEVENTEEN ternyata juga sangat terhibur hingga secara khusus meminta kamerawan mencari dua penggemar itu supaya bisa kembali menari.
Para member, terlebih lagi DK dan Vernon, jelas menikmati penampilan totalitas fan.
Belum lagi ketika Seungkwan menghampiri fan yang menyatakan mampu bernyanyi ala musikal. Tak hanya memberikan mikrofon, main vocal SEVENTEEN itu juga secara pribadi mengabadikan momen itu di handphone sang penggemar.
Indonesia pun seolah memiliki tempat tersendiri di hati member, seperti bersenang-senang ala warga lokal dengan berjoget diiringi teriakan "eaa" dari penggemar, mengenang kunjungan ke Yogyakarta, hingga memuji pemain voli Indonesia Megawati.
Sehingga satu dari banyak hal yang patut diacungi jempol dari SEVENTEEN adalah mereka berhasil menyeimbangkan penampilan spektakuler konser berskala stadion dan keintiman dengan penggemar.
SEVENTEEN juga tetap menjaga bahkan meningkatkan penampilan mereka dan bersama-sama Carat menghasilkan konser yang saling memuaskan dan menghibur.
Penampilan SEVENTEEN sendiri sesungguhnya cukup untuk diberikan bintang lima. Namun, beberapa hal memang perlu disoroti karena menjadi catatan yang perlu diperbaiki karena sangat berpengaruh kepada fan.
SEVENTEEN berulang kali menyatakan konser berskala stadion bisa terlaksana di Indonesia berkat dukungan dan cinta dari para Carat.
Apresiasi besar saya berikan kepada Carat karena begitu kuat dan tetap prima saat bersenang-senang selama 3 jam konser setelah menghadapi banyak cobaan sebelumnya, mulai dari ticketing hingga penukaran tiket.
Dua hal tersebut sesungguhnya kerap disoroti dari konser-konser lainnya dan sudah sangat layak untuk diperbaiki dengan mendengarkan masukan penggemar.
Indonesia ternyata bisa menggelar konser tanpa harus melakukan penukaran e-ticket ke wristband. Hal tersebut saya rasakan ketika menyaksikan konser salah satu penyanyi Taiwan pada 2024.
Sehingga, penggemar hanya tinggal santai datang pada hari H dengan menunjukkan e-ticket sebelum konser.
Saya meyakini, jangankan suara sumbang, pujian bahkan dukungan akan diberikan oleh fan ketika ada peningkatan pelayanan dari promotor yang bisa semakin memudahkan mereka untuk bisa bertemu idolanya, tanpa perlu ada drama-drama teknis sebelumnya.
Terlebih lagi ketika member SEVENTEEN seperti memberikan kode keras bakal kembali ke Indonesia dalam waktu dekat.
Sehingga, perasaan dan pikiran pun bisa benar-benar tenang dan memusatkan semangat serta kekuatan untuk bersenang-senang pada hari penyelenggaraan konser.
(chri)