Review Film: Legends of the Condor Heroes The Gallants

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Minggu, 09 Mar 2025 19:00 WIB
Dengan adegan kolosal dan sinematografi ciamik, film ini layak untuk disaksikan di layar lebar. Sayangnya, durasi 2,5 jam film lebih bercerita soal percintaan.
Review Legends of The Condor Heroes dibintangi Xiao Zhan, Zhuang Dafei, dan Tony Leung Ka-fai serta disutradarai oleh Tsui Hark. (CTMG via Sony Pictures)
3
Dengan adegan kolosal dan sinematografi ciamik, film ini layak untuk disaksikan di layar lebar. Sayangnya, durasi 2,5 jam film lebih bercerita soal percintaan.

Satu kritik lainnya adalah dua subplot yang dipilih oleh Tsui Hark seakan-akan tidak terkoneksi.

Sang sutradara memilih percintaan sebagai bangunan cerita di awal, tapi kemudian menempatkan masalah kemanusiaan dan heroisme sebagai puncak film.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika merujuk pada novel, pendewasaan Guo Jing sesungguhnya lahir dari pengalamannya bersentuhan dengan banyak sosok dan peristiwa, pengaruh ketujuh gurunya, termasuk penyesalannya ikut terlibat dalam perang demi membalaskan dendam sang ayah. Apalagi saat itu Guo Jing adalah jenderal hebat yang memenangkan pertempuran penting di Barat, serta sukses merebut kota Samarkhand yang bahkan tak bisa dilakukan Genghis Khan. 

Tanpa membangun emosi dan sisi kemanusiaan Guo Jing secara utuh, agak sukar untuk membuat pilihan Guo Jing melepaskan Mongolia terasa bobotnya.

Dinasti Song tanah air Guo Jing dalam film ini digambarkan sebagai dinasti yang oportunis dan menerima suap, serta punya pasukan lemah. Bahkan pemimpin wilayah perbatasan pun berperang dengan satu tangan membawa bejana anggur.

Ini kontras dengan pasukan Mongolia yang gagah berani dan kesatria. Genghis Khan menerima Guo Jing dengan tangan terbuka, sementara pasukannya menganggap Guo Jing layaknya saudara. Keputusan mereka untuk menyerang Dinasti Jin dengan mengorbankan Dinasti Song pun dalam film ini dipicu oleh penindasan pada rakyat Mongolia, bukan karena haus kekuasaan.



Tak ada lagi Genghis Khan yang dengan mudahnya memerintahkan pembantaian ratusan ribu perempuan dan anak-anak ketika ia berhasil menguasai kota Samarkhand. Tak ada pula Genghis Khan yang menyandera ibu Guo Jing dan akan membunuhnya jika sang anak tak mau memimpin pasukan Mongolia.

Keputusan Tsui Hark untuk menggunakan lebih dari separuh durasi 2,5 jam fiilm untuk membangun kisah percintaan, ketimbang membangun pergolakan batin Guo Jing ini lah yang membuat saya pulang dengan hati yang hampa.

Sehampa pidato Guo Jing untuk meyakinkan Genghis Khan menarik balik ratusan ribu pasukan yang sudah berjalan luar biasa jauhnya untuk mencapai perbatasan. Sungguh di luar kepala.

(vws)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER