Gal Gadot Akui Kaget Dapat Banyak Hujatan karena Dukung Israel
Gal Gadot mengaku kaget mendapatkan banyak protes dan hujatan setelah dirinya secara terbuka mendukung Israel usai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Menurut pemeran Wonder Woman tersebut, keputusan untuk buka suara mendukung Israel juga datang dari pandangannya yang menilai dunia tidak adil terhadap negara zionis itu.
Hal itu diungkap Gadot sebelum seremonial pemberian Hollywood Walk of Fame kepadanya pada Selasa (18/3), yang mana juga diwarnai oleh aksi pro Israel dan pro Palestina.
"Saya kaget dengan banyaknya kebencian yang muncul, berdasarkan seberapa banyak orang mengira mereka tahu padahal sebenarnya mereka tidak tahu" kata Gadot.
"Dan juga bagaimana media tidak adil berkali-kali. Jadi saya harus bersuara," lanjutnya.
Mantan tentara Israel tersebut terus memberikan advokasi atas hak para sandera yang jelas dari sudut pandang berbeda dari lawan mainnya di Snow White, Rachel Zegler, yang mendukung kemerdekaan Palestina.
"Setelah 7 Oktober [2023], saya tidak berbicara tentang politik - karena siapa yang peduli dengan selebriti yang berbicara tentang politik? Saya seorang seniman. Saya ingin menghibur orang-orang," kata Gadot.
"Saya ingin membawa harapan dan menjadi mercusuar cahaya setiap kali saya mengatakan sesuatu tentang dunia," lanjutnya, dikutip dari New York Post yang rilis Rabu (19/3).
"Namun pada tanggal 7 Oktober, ketika orang-orang diculik dari rumah mereka, dari tempat tidur mereka, pria, wanita, anak-anak, orang tua, penyintas Holocaust, mengalami kengerian yang terjadi hari itu, saya tidak bisa diam," katanya.
Meski begitu, Gal Gadot mengabaikan fakta penindasan tentara Israel kepada warga Palestina sudah terjadi jauh sebelum serangan Hamas tersebut dan pembantaian warga Gaza oleh tentara Israel setelah 7 Oktober 2023.
Gal Gadot juga tak berkomentar apa pun soal fakta bahwa hingga Maret 2025, tentara Israel sudah membunuh lebih dari 70 ribu warga Palestina di Jalur Gaza. Di sisi lain, korban serangan Hamas di pihak Israel sekitar 1.985 orang.
Israel pun tetap menggempur habis-habisan Jalur Gaza dan mengkhianati kesepakatan gencatan senjata. Imbas operasi yang terjadi pada 18 Maret dini hari tersebut, lebih dari 400 orang warga Gaza meninggal.
Serangan tersebut merupakan gempuran terparah sejak Israel-Hamas sepakat gencatan senjata pada 19 Januari.
(end)