Kota Bontang Genjot Sektor UMKM: Paduan Kekuatan Lokal dan Kolaborasi

Advertorial | CNN Indonesia
Senin, 14 Apr 2025 00:00 WIB
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) dipastikan akan dimaksimalkan. Pasalnya, penanaman modal di sektor
Jakarta, CNN Indonesia --

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) dipastikan akan dimaksimalkan. Pasalnya, penanaman modal di sektor ini terus mencuri perhatian dalam dunia investasi.

Kepastian itu menyusul kajian strategis yang dilakukan Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan (ULS-PSDB) Universitas Mulawarman (Unmul), yang menilai bahwa sektor UMKM berpotensi tinggi, dengan kekuatan internal yang besar dan peluang eksternal yang menjanjikan, meskipun masih menghadapi tantangan struktural dan sosial.

Ketua ULS-PSDB Unmul, Dr. Rachmad Budi Suharto menyampaikan bahwa perkembangan pesat potensi UMKM di Bontang adalah berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan besar seperti PT Pupuk Kaltim (PKT).

"UMKM di Bontang sebenarnya sudah sangat berkembang. Produk seperti pempek, makanan khas lokal, hingga batik lokal sudah memiliki tempat di hati masyarakat. Terlebih lagi, CSR dari PT PKT sangat membantu dan membina pelaku UMKM," kata Koordinator Program Doktor Ilmu Ekonomi Unmul ini.

Salah satu area yang bisa dikembangkan menjadi titik sentral pengembangan ekonomi, adalah Kecamatan Bontang Utara. Dengan keberadaan kawasan industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan LNG Badak, serta akses ke laut dan 17 pulau yang dimilikinya, kecamatan ini tidak hanya pusat industri, tetapi juga perdagangan dan perikanan.

Produk-produk UMKM seperti Batik Kuntul, Fara Snack, dan Ria Rasa Cake & Cookies adalah bukti konkret geliat ekonomi mikro yang terus tumbuh.

"Selain itu, keberadaan pemuda pelopor ekosistem digital UMKM menambah daya dorong signifikan terhadap transformasi digital sektor ini," kata Rachmad Budi.

Adapun Bontang Barat juga menunjukkan potensi serupa. UMKM kuliner seperti Pempek Anda, Abadi Rasa, hingga rumah makan Sari Laut Mbak Zuly menjadi ikon usaha mikro di kawasan ini. Dengan fasilitas transportasi utama seperti terminal kota, serta akses langsung ke Samarinda dan Sangatta, Bontang Barat menjadi gerbang ekonomi strategis kota.

Namun, masih ada tantangan yang membayangi. Di Bontang Utara, masih minim situs terkait promosi wilayah, diikuti rendahnya kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

Sedangkan Bontang Barat menghadapi isu sanitasi dari peternakan, keterbatasan anggaran infrastruktur yang mempengaruhi layanan publik, kurangnya peraturan daerah terkait sistem peternakan koloni, serta sengketa tanah yang menjadi hambatan pengembangan properti dan UMKM.

Dalam kajiannya, Rachmad Budi juga menilai bawa sudah saatnya Pemkot Bontang melirik sektor investasi lain, seperti perhotelan, untuk menopang potensi wisata yang belum tergarap maksimal.

"Saya menyarankan agar Pemerintah Kota Bontang mulai fokus mengembangkan hotel-hotel representatif, setidaknya berbintang tiga. Pariwisata Bontang tidak bisa tumbuh tanpa fasilitas akomodasi yang memadai," paparnya.

Menurutnya, masih banyak lahan milik Pemkot Bontang yang belum dimanfaatkan secara optimal, yang bisa digunakan melalui skema kerja sama dengan investor. Diharapkan, pengembangan perhotelan ini bisa menunjang promosi wisata, dan membuka peluang usaha baru bagi UMKM di sekitar kawasan wisata.

Kajian yang dilakukan terhadap masing-masing kecamatan itu menyimpulkan, Kota Bontang membutuhkan integrasi kebijakan lintas sektor khususnya dalam mengoptimalkan pembinaan UMKM, memperkuat infrastruktur digital, serta membentuk ekosistem kolaboratif antara pelaku usaha, pemuda, dan pemerintah.

"Dengan dukungan CSR dari sektor industri besar dan komitmen pemerintah dalam pengembangan UMKM, ditambah strategi investasi cerdas di sektor pariwisata, Bontang berpotensi menjadi kota industri yang juga ramah investasi mikro," ujar Rachmad Budi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menegaskan bahwa Pemkot Bontang membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor, termasuk di sektor perhotelan, juga berbagai upaya penguatan ekosistem UMKM.

"Kami menyambut baik hasil kajian akademik ini sebagai bahan pertimbangan arah investasi ke depan. Bontang tidak hanya kuat di sektor industri, tapi juga punya peluang besar di sektor jasa, terutama pariwisata dan perhotelan," ujar Aspiannur saat ditemui di kantornya.

Di sisi lain, penguatan ekosistem digital UMKM juga menjadi perhatian utama. Beberapa kecamatan telah menunjukkan inisiatif, seperti kehadiran pemuda pelopor UMKM digital dan program literasi masyarakat yang digaungkan oleh berbagai pihak, seperti TP PKK dan tokoh komunitas.

Senada, Aspiannur juga mengakui tantangan seperti partisipasi rendah masyarakat dalam musrenbang, masalah limbah peternakan, dan keterbatasan sarana masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama.

Dengan dukungan akademisi, pelaku usaha, pemerintah, dan dunia industri, Aspiannur optimistis bahwa Kota Bontang tengah menuju transformasi dari kota industri ke kota yang juga unggul di sektor UMKM dan pariwisata.

"Kuncinya sinergi. Dengan roadmap yang tepat dan keberanian berinovasi, Bontang akan menjadi magnet investasi baru di Kalimantan Timur," pungkas Aspiannur.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER