Serambi (2005) turut lolos seleksi dan tayang dalam kategori Un certain regard Festival Film Cannes 2006.
Serambi merupakan film dokumenter tentang masyarakat di Aceh setelah Tsunami. Film ini merupakan potret perjuangan manusia menghadapi masa depan, meski dihantui kenangan masa lalu yang berat.
Tokoh-tokoh dalam film ini mewakili 3 generasi, yakni Tari yang berusia 12 tahun dan teman-temannya mewakili generasi anak-anak; Reza, Azhari dan Lisa mewakili generasi muda yang sedang mencari jati diri; dan Usman dan Ja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (Marlina the Murderer in Four Acts) (2016) terpilih dalam seleksi L'Atelier du Festival Cannes dalam mencari mitra co-produksi, agen penjualan, dan distribusi internasional.
L'Atelier merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari festival film paling bergengsi di dunia ini. Mouly Surya kala itu menjadi satu-satunya sutradara yang terseleksi dari Asia Tenggara tahun ini.
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak juga diputar perdana dalam Director's Fortnight Cannes Film Festival 2017. Director's Fortnight merupakan acara sampingan independen di Festival Film Cannes yang didedikasikan untuk memamerkan sinema kontemporer yang paling unik.
The Fortnight bersifat non-kompetitif. Bagian ini menghargai kebebasan berpikir dan penemuan bentuk-bentuk dialog, narasi, representasi, dan penyuntingan baru.
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak mengisahkan tujuh perampok mendatangi rumah seorang janda bernama Marlina. Mereka mengancam nyawa, harta dan juga kehormatan Marlina di hadapan suaminya yang sudah berbentuk mumi, duduk di pojok ruangan.
Keesokan harinya dalam sebuah perjalanan demi mencari keadilan dan penebusan, Marlina membawa kepala dari bos perampok, Markus (Egi Fedly), yang ia penggal.
![]() |
Lewat Djam Malam (1954) tayang dalam Cannes Classics 2012 setelah film karya Usmar Ismail ini direstorasi sekitar dua tahun sejak 2010. Cannes Classics merupakan sub-festival untuk merayakan film-film lawas.
Film yang ditulis penyair Asrul Sani dan disutradarai Usmair Ismail ini secara luas dianggap sebagai film klasik Indonesia. Film ini adalah film menegangkan yang berlatar beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia.
Lihat Juga :![]() HARI FILM NASIONAL 3 Film Karya Usmar Ismail yang Mengubah Industri Layar Lebar |
Lewat Djam Malam mengisahkan Iskandar (A.N. Alcaff), seorang mahasiswa kedokteran dan veteran perang, yang merasa kecewa dengan kehidupan sipil di era pascaperang dan merasa dikhianati korupsi dan kepemimpinan yang salah urus di sekitarnya.
Iskandar kemudian menemukan dirinya dalam pelarian dari pihak berwenang di sebuah kota yang, setelah revolusi, masih berada di bawah jam malam.
(chri)