Gowok: Kamasutra Jawa akan mengambil kisah hingga tiga dekade. Dimulai dari prakemerdekaan Indonesia pada 1930-an, kemudian saat Indonesia merdeka pada pertengahan 1940-an, bergeser lagi ke pertengahan dekade 1960-an.
Dalam rentang cerita tiga dekade tersebut, Hanung berpusat pada kawasan Bumirejo, Kebumen, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Hanung juga menyertakan unsur budaya, kelas sosial, dan bahasa yang digunakan di kawasan itu pada masa tiga dekade tersebut.
Maka dari itu, jangan heran sebagian dialog yang digunakan dalam film ini adalah bahasa Ngapak, serta menyebut sejumlah istilah pembagian administrasi wilayah pada saat itu. Hanung pun membawa sejumlah kisah yang menggambarkan polemik sosial politik di Indonesia pada tiap dekade tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu sebab lain mengapa Gowok: Kamasutra Jawa sepatutnya disaksikan penonton berusia lebih dari 21 tahun adalah, karena mengandung sejumlah adegan kekerasan yang memungkinkan memicu trauma.
Sejumlah adegan tersebut adalah kekerasan fisik, darah, penggunaan senjata tajam dan api, bunuh diri, hingga pelecehan seksual. Maka dari itu, perlu kebijakan penonton saat menyaksikan film ini.
Meski begitu, cerita Gowok: Kamasutra Jawa dijanjikan berjalan penuh dengan kejutan. Selama 124 menit, Hanung Bramantyo membawa penonton mengarungi kisah Ratri selama tiga dekade yang penuh drama, intrik, seksualitas, budaya, hingga skandal.
Selain itu, film ini juga dibintangi berbagai aktor yang piawai berakting, baik dalam film dan teater, seperti Lola Amaria, Raihaanun, Reza Rahadian, Donny Damara, dan Djenar Maesa Ayu.
Film ini juga jadi momen reuni Reza dan Raihaanun setelah terakhir kali bertemu di Layangan Putus the Movie pada 2023. Gowok: Kamasutra Jawa juga menjadi comeback Lola Amaria di depan kamera layar lebar sebagai aktris sejak Kisah 3 Titik (2013).