Lagu galau menjadi salah satu jenis musik yang sering mendominasi tangga lagu atau chart di berbagai lokasi, termasuk di Indonesia. Ternyata ada alasan ilmiah di balik kenapa lagu galau masih mendominasi chart di Indonesia.
Indonesia sebenarnya nyaris tak lagi memiliki chart musik. Terakhir kali, chart musik secara keseluruhan di Indonesia beredar pada 2011, seiring dengan toko-toko kaset dan musik fisik tutup di Indonesia yang kemudian disusul penutupan media-media musik.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tak lama setelah itu, layanan streaming datang ke Indonesia seiring dengan penggunaan internet yang makin masif. Apple Music hadir pada 2015, disusul dengan Spotify masuk ke Indonesia pada 2016, YouTube Music pada 2019, Resso pada 2020. Keempatnya menjadi sejumlah pemain utama musik on demand di Indonesia.
Dengan keberadaan layanan musik streaming, chart musik Indonesia kembali hadir mengingat masing-masing layanan memiliki tangga musiknya sendiri. Apalagi pertumbuhan konsumsi musik secara streaming juga terus bertambah, seperti dari 2019-2022 mencapai 35 persen per tahun, diberitakan Antara pada Juni 2023.
Dari tangga lagu itulah, terlihat lagu-lagu yang berhasil menarik minat pendengar dalam satu rentang waktu. Dan bukan hal yang aneh saat sebagian di antaranya, bahkan kadang kala didominasi, oleh lagu-lagu galau.
Seperti dari hasil pantauan CNNIndonesia.com di tangga lagu pekanan Top Songs Indonesia di Spotify pada 24 Juni 2025, setidaknya lima dari 10 lagu teratas terbilang lagu galau, baik secara lirik maupun melodi.
Salah satunya adalah lagu Mangu dari Fourtwnty dan Charita Utami menjadi lagu paling didengar dan duduk di peringkat pertama. Lagu tersebut mengisahkan hambatan dalam menjalin asmara karena perbedaan keyakinan agama.
Lagu-lagu galau lainnya ada juga yang mengisahkan keinginan untuk menjadi teman hidup seperti Bergema Sampai Selamanya dari Nadhif Basalamah yang berada di posisi 5.
Ada pula Serana dari For Revenge yang duduk di posisi 6 Top Songs Indonesia di Spotify. Lagu ini mengisahkan seseorang yang mengalami kehilangan dan kesulitan melupakan seseorang yang spesial.
Kemunculan lagu-lagu galau di chart Indonesia ini sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Annemieke J.M. van den Tol dari School of Psychology, De Montfort University, Inggris menjabarkan alasan mengapa lagu-lagu galau bisa sangat populer.
Dalam penelitian bertajuk The appeal of sad music: A brief overview of current directions in research on motivations for listening to sad music yang dirilis dalam jurnal The Arts in Psychotherapy pada 2016, van den Tol menyebut sedih adalah emosi yang paling umum berkaitan dengan musik.
"Temuan menunjukkan bahwa banyak orang melaporkan bahwa mereka memilih untuk mendengarkan musik sedih ketika mengalami kesedihan, dan setelah mengalami peristiwa negatif," kata van den Tol.
Menurut van den Tol, seseorang memilih untuk mendengarkan musik sedih atau galau adalah karena fungsi musik dalam "memvalidasi emosi, memberikan penghiburan, memberikan pengalaman emosional yang bermanfaat, dan membantu refleksi juga relaksasi."
Lanjut ke sebelah...