Gramofon Pemutar Indonesia Raya Masa Kolonial Dihibahkan ke Kemenbud

CNN Indonesia
Rabu, 09 Jul 2025 18:50 WIB
Gramofon bersejarah milik Yo Kim Tjan dihibahkan pihak keluarga ke pemerintah dan dianggap jadi hadiah jelang HUT ke-80 Indonesia.
Gramofon bersejarah milik Yo Kim Tjan dihibahkan pihak keluarga ke pemerintah dan dianggap jadi hadiah jelang HUT ke-80 Indonesia. (ANTARA FOTO/Ertadha Sulthan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gramofon bersejarah resmi diserahkan kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Selasa (8/7). Gramofon itu pernah digunakan untuk memutar lagu Indonesia Raya pada masa penjajahan.

Gramofon itu merupakan peninggalan mendiang Yo Kim Tjan, saudagar Cina yang turut berperan dalam penyebaran semangat nasionalisme Indonesia melalui musik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengembalian gramofon dilakukan melalui acara di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, diserahkan langsung oleh cucu Yo Kim Tjan, Sutjitra Djaja Pranawa, kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Fadli Zon menyampaikan apresiasi atas penyerahan gramofon itu dan menyebutnya sebagai hadiah sejarah menjelang 80 tahun kemerdekaan Indonesia.

"Kami berharap benda-benda bersejarah seperti ini melengkapi narasi sejarah Indonesia, terutama di Museum Sumpah Pemuda," ujar Fadli dikutip dari video yang diunggah CNN Indonesia, Rabu (9/7).

"Ini adalah bentuk kontribusi nyata dari keluarga terhadap pelestarian memori bangsa," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]



Menurut dia, keberadaan benda seperti gramofon tersebut dapat memperkaya pemahaman masyarakat terhadap sejarah nasional dan semangat perjuangan yang melatarbelakangi kemerdekaan Indonesia.

Gramofon bersejarah

Gramofon yang disumbangkan bukan sekadar alat pemutar musik. Pada 1930, alat tersebut menjadi salah satu yang pertama kali memutar lagu Indonesia Raya dari piringan hitam produksi Inggris yang diedarkan secara terbatas.

Pada saat itu, lagu kebangsaan Indonesia masih dilarang pemerintah kolonial Hindia Belanda.

"Gramofon ini bukan hanya alat musik, tetapi saksi sejarah yang menggabungkan teknologi, budaya, dan semangat perjuangan nasional," ujar Sutjitra.

Ia berharap hibah tersebut dapat menjadi memori kolektif bangsa untuk generasi yang akan datang.

"Saya cucu Yo Kim Tjan berharap agar sumbangan gramofon ini menjadi memori yang baik bagi perjalanan Indonesia," tuturnya.

"Setelah generasi kami tiada, saya tidak tahu siapa lagi yang bisa menceritakan kisah ini. Karena itu, biar lah benda ini bercerita," harapan Sutjitra.

(fdl/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER