Kantor HYBE digeledah polisi terkait dugaan penipuan perdagangan yang melibatkan pendirinya, Bang Si-hyuk, pada Kamis (24/7). HYBE merupakan perusahaan induk dari agensi BTS, ENHYPEN, ILLIT, TXT, dan masih banyak lagi.
Penggeledahan dilakukan sekitar sepekan setelah otoritas keuangan pada Rabu (16/7) merujuk Bang Si-hyuk ke penuntutan atas dugaan penipuan transaksi sekuritas terkait dengan pencatatan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Unit Investigasi Kejahatan Keuangan Kepolisian Metropolitan Seoul mengatakan sedang menggerebek kantor pusat HYBE di Seoul," demikian laporan tersebut seperti diberitakan AFP, Kamis (24/7).
Komisi Sekuritas dan Berjangka (SFC) di bawah Komisi Jasa Keuangan (FSC) sebelumnya memutuskan meneruskan laporan atas Bang Si-hyuk dan tiga mantan pejabat HYBE atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal terkait penawaran umum perdana (IPO) perusahaan.
Kantor berita Yonhap pada 16 Juli memberitakan Bang Si-hyuk dituduh menyesatkan investor, termasuk perusahaan modal ventura, pada 2019 dengan meyakini bahwa IPO HYBE akan ditunda.
Hal itu mendorong mereka untuk menjual saham kepada perusahaan bertujuan khusus (SPC) yang didirikan dana ekuitas swasta yang dibentuk dan didanai para eksekutif HYBE.
Para investor kemudian menjual saham mereka kepada SPC, tetapi otoritas keuangan menetapkan bahwa HYBE, pada saat itu, sesungguhnya sudah dalam proses persiapan pencatatan sahamnya.
Setelah perusahaan go public, SPC menjual sahamnya, dan Bang dilaporkan menerima 30 persen keuntungan dari penjualan saham tersebut sesuai dengan perjanjian pemegang saham sebelumnya.
"Kami berencana untuk secara aktif bekerja sama dengan penyelidikan kejaksaan untuk mengungkap secara menyeluruh tuduhan seputar kasus yang sangat terkenal ini," kata SFC. "Setiap pelanggaran yang ditemukan akan diselidiki secara menyeluruh dan dihukum berat."
HYBE sebelumnya telah meminta maaf atas tuduhan terkait proses IPO, sekaligus mengklaim bahwa pencatatan saham telah dilakukan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
(afp/chri)