Sambut HUT RI, Simfoni Untuk Bangsa Rayakan 8 Dekade Musik Indonesia

CNN Indonesia
Minggu, 03 Agu 2025 22:05 WIB
Jakarta Concert Orchestra (JCO) menggelar konser Simfoni untuk Bangsa 2025 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Sabtu (2/8) malam.
Jakarta Concert Orchestra (JCO) menggelar konser Simfoni untuk Bangsa 2025 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Sabtu (2/8) malam. (Arsip Insert live).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jakarta Concert Orchestra (JCO) menggelar konser Simfoni untuk Bangsa 2025 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Sabtu (2/8) malam. Acara ini digelar sekaligus untuk merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-80.

Mengusung tema "8 Dekade Musik Indonesia", konser orkestra ini seolah mengajak penonton memasuki mesin waktu dengan menampilkan puluhan lagu ikonik yang melekat di tiap dekade.

Sebagai pengisi vokal, JCO menggandeng paduan suara lintas generasi mulai dari The Resonanz Children's Choir, Batavia Madrigal Singer, hingga Armonia Choir. Mereka bernyanyi ambil menampilkan koreografi yang apik dan menghibur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, penyanyi Isyana Sarasvati juga turut terlibat dengan membawakan beberapa lagu.

Konduktor Avip Priatna mengungkapkan proses memilih lagu adalah salah satu hal yang tersulit. Adapun lagu yang terpilih adalah yang dianggap bisa menggambarkan perkembangan musik Indonesia.

Lagu-lagu itu diaransemen ulang dengan gaya orkestra tanpa menghilangkan rasa asli yang membuatnya ikonik.

"Pada edisi kali ini, kami ingin merasakan perjalanan musik Indonesia dalam satu malam," ujar Avip dalam konferensi pers sesaat sebelum konser digelar.

Konser berdurasi 2,5 jam ini terbagi dalam dua babak. Babak pertama menampilkan lagu-lagu era 1945-1985 seperti Indonesia Pusaka, Bengawan Solo, Kolam Susu, Nurlela, Galih dan Ratna, hingga Badai Pasti Berlalu.

Untuk dekade 1975-1985, konser ini menyisipkan medley lagu mendiang Titiek Puspa sebagai bentuk penghormatan yakni Menabung, Marilah Kemari, dan Apanya Dong.

"Ini adalah bentuk penghormatan kami terhadap Titiek Puspa yang baru saja wafat," ujar Avip.

Pada babak kedua, orkestra menampilkan tembang era 1985-2025 yang familiar di telinga generasi sekarang seperti Bahasa Kalbu, Laskar Pelangi, Selalu Ada di Nadimu, Berharap Tak Berpisah, hingga Lexicon yang dibawakan langsung oleh Isyana.

Avip berharap Simfoni untuk Bangsa 2025 bisa menjadi wadah komposer muda untuk berkarya. Tak hanya itu, dengan melibatkan paduan suara lintas generasi, gelaran ini bisa menjadi jembatan untuk melestarikan musik Indonesia ke generasi muda.

"Kami mengajak grup paduan suara cilik agar mereka bisa mengetahui lagu kebangsaan Indonesia," terangnya.

(sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER