Ekraf Akui Pernah Audiensi dengan Tim Film Merah Putih One for All
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar mengakui pernah menerima tim produksi film animasi Merah Putih One for All pada awal Juli 2025.
Namun Irene dalam pernyataannya pada Minggu (10/8) menegaskan bahwa pertemuan tersebut sama seperti audiensi pada umumnya, dan lembaganya tidak membiayai film itu seperti rumor yang beredar.
"Lagi ramai dibincangkan tentang film One for All. Selamat atas penayangannya ya. Sedikit berbagi, saya sendiri menerima audiensi tim produksi film beberapa waktu yang lalu dimana saya menyampaikan beberapa masukan dari saya, termasuk yang technical terkait cerita karakter, looks and feels, trailer, dll," tulis Irene.
"Hal ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak, supaya setiap audiensi saya bisa mendengar langsung dari pelaku industri dan memberikan feedback based on my experience," lanjutnya.
"Namun kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi. Apabila kurang jelas, feel free untuk ditanyakan ya."
Pernyataan ini datang setelah santer rumor yang menyebut bahwa film yang memicu protes netizen itu dibiayai hingga Rp6,7 miliar dan disponsori oleh Kementerian Ekonomi Kreatif.
Bukan hanya itu, unggahan Kemenekraf yang menampilkan foto-foto audiensi yang dimaksud oleh Irene pada awal Juli 2025 tersebut juga viral kembali beberapa hari terakhir dan menuai sentimen negatif dari netizen.
Merah Putih: One for All sedang ramai disorot oleh netizen di media sosial. Film animasi itu memantik kontroversi dengan berbagai kritik dan kekecewaan yang terlontar dari netizen.
Sebagian besar netizen mengaku kecewa hingga heran dengan film animasi tersebut. Sorotan dari netizen meluas hingga sejumlah akun mendapati temuan di balik Merah Putih: One for All, seperti tentang aset visual.
Netizen menduga aset-aset yang digunakan dalam film, seperti latar jalanan dan karakter, bukan dibuat secara mandiri melainkan dibeli dari toko digital seperti Daz3D.
Penggunaan aset siap pakai tanpa penyesuaian yang memadai membuat film ini minim nuansa lokal dan terasa aneh secara keseluruhan. Para warganet menilai bahwa selera artistik animatornya kurang, sehingga semakin memperkuat kesan buruk pada film.
Terlepas dari kontroversi, film animasi ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025. Trailer-nya sudah dipublikasikan di kanal YouTube Perfiki TV, CGV Kreasi, dan Historika Film.
Dalam deskripsi di kanal CGV Kreasi, film ini diklaim sebagai animasi pertama bertema kebangsaan. Film ini menceritakan tentang sekelompok anak-anak yang terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk menjaga bendera pusaka di sebuah desa yang tenang menjelang Hari Kemerdekaan. Namun, bendera tersebut hilang, memaksa mereka bersatu dalam misi penyelamatan.