Sebanyak 12 artis dan seniman mendapatkan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 2025 yang diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Senin (25/8).
Selusin artis tersebut menjadi bagian dari sekitar 140 insan yang mendapatkan penganugerahan tahunan dari negara itu. Tahun lalu, mendiang Harry Roesli mendapatkan tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanda Kehormatan Republik Indonesia merupakan penghargaan negara yang diberikan oleh Presiden RI kepada insan atau organisasi atas bakti dan kesetiaan yang dianggap luar biasa terhadap bangsa dan negara.
Tanda Kehormatan ini terbagi menjadi tiga jenis, yakni Bintang, Satyalencana, dan Samkaryanugraha. Pemberian Tanda Kehormatan RI ini biasanya diberikan di bulan Agustus bersamaan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
Christine Hakim mendapatkan Bintang Mahaputra Utama atas dedikasinya di bidang seni dan budaya melalui kiprah sebagai aktris dan produser film Indonesia, serta perannya dalam sejumlah karakter ikonis seperti Cut Nyak Dien.
Sastrawan Taufiq Ismail mendapatkan Bintang Mahaputra Nararya. Ia dianggap berjasa luar biasa dalam bidang seni dan budaya terutama terkait penciptaan dan penyebaran sastra Indonesia.
Mendiang Cornel Simanjuntak mendapatkan Bintang Mahaputra Nararya. Pencipta Maju Tak Gentar itu dinilai berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan dan penciptaan lagu-lagu heroik dan patriotik pada masa perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan.
Mendiang Benyamin Sueb mendapatkan Bintang Mahaputra Nararya. Seniman asal Betawi itu dinilai berjasa dalam seni dan budaya nasional sebagai seniman produktif dalam menciptakan ratusan karya film dan musik.
Mendiang Titiek Puspa dianugerahi Bintang Mahaputra Nararya. Seniman serba bisa itu dinilai berjasa luar biasa dalam kebudayaan Indonesia sebagai penyanyi, pencipta lagu dan duta seni dalam misi kebudayaan internasional.
Jaja Mihardja diberikan Bintang Budaya Parama Dharma. Jaja yang datang dengan kursi roda dinilai berjasa dalam dunia musik dan hiburan melalui pendirian orkes Melayu sejak 1965, penciptaan suara musik rakyat yang menjangkau luas, dan perannya sebagai aktor dan presenter.
Slamet Rahardjo diberikan Bintang Budaya Parama Dharma. Aktor legendaris tersebut dinilai berjasa besar dalam bidang kebudayaan dalam penulisan naskah, pernyutradaraan, dan sebagai aktor yang mencerminkan nilai dan budaya bangsa Indonesia.
Lihat Juga :![]() LAPORAN INTERAKTIF Dramaturgi Slamet Rahardjo |
Penyanyi keroncong Waldjinah mendapatkan Bintang Budaya Parama Dharma. Ia dinilai berjasa besar dalam seni dan budaya melalui pertunjukan keroncong di Indonesia dan manca negara, sekolah gratis di Surakarta, serta menciptakan batik tulis wayang kekek.
I Nyoman Nuarta diberikan Bintang Budaya Parama Dharma. Pematung asal Bali tersebut dinilai berjasa besar dalam seni rupa melalui karya monumental patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali serta berbagai patung pahlawan nasional.
Lihat Juga :![]() LAPORAN INTERAKTIF Tangan-tangan Nyoman Nuarta |
Mediang Letkol Caj Tituler Muhammad Idris Sardi dianugerahi Bintang Budaya Parama Dharma. Ayah dari Lukman Sardi tersebut dinilai berjasa dalam seni dan budaya dalam musik militer dan membuat musik dalam 128 film serta 19 kali masuk nominasi FFI.
Mendiang Mochtar Lubis mendapatkan Bintang Budaya Parama Dharma. Ia dianggap berjasa luar biasa dalam sastra dan jurnalisme melalui karya sastra yang kritis serta pengabdian sebagai wartawan.
Mendiang Gombloh mendapatkan anugerah Bintang Budaya Parama Dharma karena dianggap berjasa dalam seni dan musik sebagai penyanyi dan pencipta lagu Bengawan Solo.
(end)