Jaja Mihardja Ungkap Pesan Prabowo di Penganugerahan Tanda Kehormatan
Jaja Mihardja mengungkapkan pesan yang ia terima langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Pesan itu disampaikan setelah ia mendapatkan tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma di Istana Negara pada Senin (25/8).
Bintang Budaya Parama Dharma merupakan bentuk penghargaan tertinggi dari pemerintah untuk para seniman senior yang berjasa bagi perkembangan seni budaya Indonesia.
Tanda kehormatan itu diberikan kepada Jaja Mihardja atas jasa dalam dunia musik dan hiburan melalui pendirian Orkes Melayu sejak 1965, penciptaan suara musik rakyat yang menjangkau luas, dan perannya sebagai aktor dan presenter.
"Bukan berbincang lagi, ditepuk-tepuk pundak gue. Dialog begini, 'Teruskan,' 'Siap Pak saya lanjutkan.' Sedap... oke enggak tuh?" ungkap Jaja Mihardja seperti diberitakan detikcom, Rabu (27/8).
Ia kemudian mengungkapkan dedikasi dan konsistensinya dalam berkarya. Bintang film Benyamin Biang Kerok 2 mengatakan terus berjuang meski kerap mendapatkan cemooh dari orang lain.
"Saya tahun 1960 bentuk musik Orkes Melayu namanya ampe sekarang. Waktu seniman dicemoohin, dulu apalagi yang namanya dangdut dicemoohin bener. 'Apaan Orkes Melayu? Enggak maju lah," ia bercerita.
"Karena gue berjuang, makanya kalau orang ada satu kerjaan tekunin. Nih, buat generasi muda nih ye, misalnye lo mau jadi apa, terusin," pesan Jaja Mihardja.
Terkait penghargaan tersebut, ia mengungkapkan mendapatkan kabar itu dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon melalui panggilan telepon. Ia mengaku sempat bingung ketika mendengar penganugerahan tersebut.
"Ayah diundang hari Sabtu untuk datang ke Istana pada hari Senin. Ini jas baru nih, baru jahit, baru banget!" ungkapnya.
"Dia [Fadli Zon] bilang, 'Ayah Jaja ke mana aja sih saya cariin?' Cari di mana? Kita bilang kan ada nomor telepon saya. 'Hari Senin datang ke Istana jam 6," cerita Jaja Miharja mengingat perbincangan dengan Fadli Zon.
Selain Jaja Mihardja, beberapa seniman lainnya yang mendapatkan tanda kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto adalah Christine Hakim, (alm.) Benyamin Sueb, Jaja Mihardja, dan Slamet Rahardjo dari seni peran.
Sedangkan dari seni suara atau musik ada (alm.) Cornel Simanjuntak pencipta Maju Tak Gentar, (almh.) Titiek Puspa, legenda keroncong Waldjinah, pianis yang juga ayah dari Lukman Sardi (alm.) Letkol Caj Tituler Muhammad Idris Sardi, serta (alm.) Soedjarwoto Soemarsono alias Gombloh.
Lalu dari seni rupa ada Nyoman Nuarta, dan dari seni sastra ada Taufiq Ismail dan (alm.) Mochtar Lubis.
Tanda Kehormatan Republik Indonesia merupakan penghargaan negara yang diberikan oleh Presiden RI kepada insan atau organisasi atas bakti dan kesetiaan yang dianggap luar biasa terhadap bangsa dan negara.
Tanda Kehormatan itu terbagi menjadi tiga jenis, yakni Bintang, Satyalencana, dan Samkaryanugraha. Pemberian Tanda Kehormatan RI ini biasanya diberikan di bulan Agustus bersamaan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
(chri)