Review Film: The Conjuring - Last Rites
The Conjuring: Last Rites bisa dibilang memang sengaja dihadirkan untuk para penggemar setia waralaba horor terlaris di dunia tersebut, bukan untuk penggemar horor secara umum.
Bagi mereka yang tidak spesifik menggemari The Conjuring Universe, mungkin film ini akan terasa sangat membosankan dan tumpul dari segi horor juga kengeriannya.
Masih banyak film horor yang lebih bisa bikin menjerit hingga trauma dibanding Last Rites, termasuk mungkin The Conjuring (2013) yang ikonis dan menjadi awal mula semesta yang agak tak berpola ini.
Namun bagi mereka yang sudah jadi 'anak-anak' Ed dan Lorraine Warren, kisah yang ditulis Ian Goldberg, Richard Naing, dan David Leslie Johnson-McGoldrick berdasarkan cerita James Wan dan Johnson-McGoldrick ini bisa jadi penutup yang manis dari 12 tahun perjalanan.
Sacara objektif, naskah yang ditulis trio penulis ini sebenarnya standar saja. Ceritanya sudah mengikuti gaya yang ada dari delapan film sebelumnya, terutama tiga film pertama The Conjuring.
Tak ada gebrakan berarti dari pengemasan cerita maupun dari alur dalam Last Rites, selain daripada trio penulis memberikan ruang yang lebih banyak dengan kisah drama keluarga, baik untuk keluarga Warren maupun keluarga Smurl.
Ruang lebih untuk drama keluarga itu sebenarnya sudah mulai terasa semenjak The Conjuring: The Devil Made Me Do It (2021) dan diikuti dengan The Nun II (2023), yang membuat unsur horornya jadi kurang nendang.
Ruang itu semakin diperluas lagi pada The Conjuring: Last Rites, yang membuat saya merasa film ini adalah benar-benar film keluarga dengan unsur horor, bukan film horor dengan unsur keluarga.
Apalagi trio penulis main panjang dalam membawa penonton menuju pertemuan dua keluarga itu, dan membuat film ini harus berdurasi dua jam 15 menit.
Teror horor yang disebar selama lebih dari separuh pertama juga lebih berfungsi sebagai cubitan kecil yang menjaga penonton tak tertidur sebelum dua keluarga bertemu.
Sementara itu, Michael Chaves sebagai sutradara seperti terlalu ingin pamer dalam bereksperimen mengeksekusi cerita The Conjuring: Last Rites, setelah menjajal semesta ini lewat The Conjuring 3 dan The Nun II.
Ada beberapa adegan atau cerita dalam Last Rites yang saya rasa tidak perlu banyak eksperimen dalam pengambilan gambarnya, karena menurunkan fokus dan keterlibatan emosi penonton dalam cerita.
Chaves seperti terasa terlalu fokus pada teknik pengambilan gambar dan visual alih-alih membangkitkan jiwa juga rasa dari cerita yang ada. Sehingga, Last Rites terasa seperti dada ayam goreng, seret.
Meski begitu, saya juga bisa menerima drama keluarga yang dihadirkan dalam The Conjuring: Last Rites, yang menegaskan bahwa babak kali ini adalah untuk para penggemar saga The Conjuring.
Walaupun, keinginan Wan, Chaves, trio penulis, dan produser Peter Safran untuk menghadirkan kisah yang emosional sebagai penutup The Conjuring Universe lewat film ini saya bilang agak kurang tercapai.
Ceritanya memang memiliki unsur yang bisa menggugah emosi penonton, tetapi sayangnya tak cukup kuat untuk benar-benar membuat emosi tergugah.
Justru, kedatangan sejumlah karakter lama dalam puncak film ini adalah fan service paling manis yang diberikan oleh James Wan dan kawan-kawan.
Dengan bagian cerita yang sama sekali tak seram tersebut, saya seperti reuni dengan kawan lama yang sudah terpisah 12 tahun, berkumpul dalam sebuah acara yang indah, dan merangsang kilasan balik cerita dari masa lalu.
Saya juga berterima kasih kepada tim kreatif karena fokus kembali pada Ed dan Lorraine Warren sebagai pusat dari semesta The Conjuring Universe pada bagian penutup.
Saya rasa seandainya mereka memberikan petunjuk untuk meneruskan kisah lewat Judy dan Tony, semesta The Conjuring tak akan lagi sama dan seru. Kalaupun ada rencana lain, akan lebih baik dibuat dalam format yang berbeda.
Sementara itu, tak banyak yang perlu saya bahas soal performa Patrick Wilson dan Vera Farmiga sebagai Ed dan Lorraine Warren. Keduanya sudah sangat melekat dengan karakter tersebut, bahkan mungkin akan sangat sulit bagi saya untuk melihat Wilson dan Farmiga setelah ini bukan sebagai pasangan Warren.
Hingga akhirnya, The Conjuring: Last Rites mungkin bukan penutup saga 12 tahun yang "gong" dari aspek kengerian, tetapi lebih pada acara pelepasan yang tenang, manis, dan penuh kehangatan untuk saga 12 tahun serta untuk pasangan ikonis dalam dunia perfilman horor.