Kru film tentang korban kebrutalan Israel di Gaza mendapatkan email-email kebencian dan intimidasi setelah karyanya diputar perdana di Festival Film Venesia awal pekan ini.
Kaouther Ben Hania, sutradara The Voice of Hind Rajab, mengatakan timnya mendapat pesan-pesan yang mengintimidasi setelah filmnya tayang dan dapat tepuk tangan meriah 23 menit dalam festival film internasional tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produser saya, termasuk nama-nama ternama Amerika, Brad Pitt dan Joaquin Phoenix, dibanjiri ribuan pesan yang mengintimidasi," ujar Ben Hania kepada AFP, Jumat (5/9).
"Pesan yang sama dikirim berulang kali dan sangat mengintimidasi," tuturnya.
Pesan-pesan tersebut dikirimkan Rabu malam, setelah pemutaran perdana The Voice of Hind Rajab hingga Kamis (4/9).
The Voice of Hind Rajab mengisahkan anak perempuan Palestina yang tewas dibunuh militer Israel di Gaza tahun lalu bersama enam anggota keluarganya.
Rajab dan keluarganya sedang melarikan diri dari Kota Gaza ketika kendaraan mereka dibombardir, menewaskan paman, bibi, dan tiga sepupunya.
Rajab dan sepupu lainnya selamat dan menghubungi Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) untuk meminta bantuan. Namun, mobil itu belakangan ditemukan dengan Rajab dan paramedis dalam kondisi meninggal dunia.
Kematian Rajab memicu protes global, terutama di Universitas Columbia. Para mahasiswa mengganti nama Hamilton Hall menjadi Hind's Hall. Rapper Amerika Macklemore juga merilis lagu protes berjudul Hind's Hall.
Setelah mendengar tentang kematian Hind Rajab pada Januari 2024, Ben Hania merasakan "banyak kemarahan, banyak keputusasaan, tetapi juga perasaan 'Apa yang bisa saya lakukan?'"
Para pemeran juga merasa memiliki "kewajiban" untuk membuat film ini.
"Bagaimana pun juga saya tidak membuat film ini untuk membuat orang-orang merasa nyaman di tempat duduk mereka," kata Ben Hania.
Film yang akan dirilis di Tunisia akhir bulan ini belum memiliki distributor di AS. Namun, Tunisia telah memilih film ini sebagai perwakilannya untuk Academy Awards 2026.
Film itu selanjutnya diikutsertakan dalam Festival Film Internasional Toronto, kemudian festival di London, San Sebastian, dan Busan.
Penayangan perdana di Venesia dan rangkaian festival film lainnya menjadi potensi untuk memenangkan Oscar dan dinilai "sangat penting" oleh Ben Hania.
"Untuk film seperti ini, hal ini memungkinkan visibilitas yang sangat besar. Dan saya ingin film ini dapat ditonton di mana pun di dunia."
(afp/chri)