"Sebagai pembuat film, aktor, pekerja industri film, dan lembaga, kami menyadari kekuatan sinema dalam membentuk persepsi.
Di momen krisis yang mendesak ini, di mana banyak pemerintah kita membiarkan pembantaian di Gaza, kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mengatasi keterlibatan dalam kengerian yang tak henti-hentinya itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengadilan tertinggi dunia, Mahkamah Internasional, telah memutuskan bahwa terdapat risiko genosida yang masuk akal di Gaza, dan bahwa pendudukan serta apartheid Israel terhadap Palestina adalah melanggar hukum.
Memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan kebebasan bagi semua orang adalah kewajiban moral yang mendalam yang tidak dapat diabaikan oleh siapa pun.
Demikian pula, kita harus bersuara sekarang juga menentang kerugian yang ditimbulkan terhadap rakyat Palestina.
Kami menjawab seruan para pembuat film Palestina, yang telah mendesak industri film internasional untuk menolak kebungkaman, rasisme, dan dehumanisasi, serta untuk "melakukan segala yang mungkin secara manusiawi" untuk mengakhiri keterlibatan dalam penindasan mereka.
Terinspirasi oleh Filmmakers United Against Apartheid yang menolak menayangkan film mereka di Afrika Selatan yang masih menerapkan apartheid, kami berjanji untuk tidak menayangkan film, tampil di, atau bekerja sama dengan institusi film Israel-termasuk festival, bioskop, penyiar, dan perusahaan produksi-yang terlibat* dalam genosida dan apartheid terhadap rakyat Palestina.
*Contoh keterlibatan termasuk menutupi atau membenarkan genosida dan apartheid, dan/atau bermitra dengan pemerintah yang melakukannya."
(chri)