Genki Kawamura selaku sutradara dan penulis naskah film Exit 8 mengaku memiliki pesan serta harapan tersendiri bagi penonton proyek terbarunya itu. The Exit 8 merupakan film psychological horor hasil adaptasi video game Exit 8.
Film tersebut bakal menampilkan keresahan seseorang yang terjebak di lorong stasiun kereta bawah tanah karena tak bisa menemukan pintu keluar, Exit 8.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawamura meyakini film tersebut sesungguhnya merefleksikan kehidupan sehari-hari di zaman modern, mulai dari adegan awal hingga akhir.
"Film ini dimulai dengan cahaya dari layar ponsel, karena itu lah pemandangan yang paling familier dalam kehidupan sehari-hari di zaman modern. Dimulai terjebak rutinitas, dan tanpa disadari masuk dunia yang asing dan mengganggu," kata Kawamura.
"Ketika film berakhir, saya berharap para penonton bisa merasa seolah kehidupan "biasa" mereka merupakan kelanjutan dari apa yang baru saja mereka saksikan," tuturnya dalam keterangan tertulis.
"Bahwa batas antara film dan kehidupan sehari-hari telah kabur. Bahwa film telah meresap ke dalam realitas Anda. Di dunia di mana orang terus-menerus menatap ponsel mereka."
Ia sendiri mengaku sangat tertarik dengan gim Exit 8 karena desain permainan tersebut menampilkan lorong bawah tanah yang bersih dan sangat terasa khas Tokyo malah menjadi mimpi buruk yang terus berulang tanpa jalan keluar.
Kawamura tertarik dengan konsep pemain atau dalam film ini The Lost Man harus bisa mendeteksi anomali dalam koridor tidak berujung demi bisa mencapai Exit 8 yang benar-benar sulit dicapai.
"Meskipun memiliki estetika Jepang, Exit 8 membangkitkan rasa takut yang bisa dipahami secara universal. Saya merasa premis ini dapat membuat saya mengembangkan pendekatan realisme magis yang jadi ciri khas A Hundred Flowers."
A Hundred Flowers merupakan film panjang debut penyutradaraan Kawamura yang membuatnya memenangkan Best Director Award di San Sebastián International Film Festival 2022.
Sejak kemenangan itu, ia mengaku ingin membuat film horor berlatar Tokyo modern di mana mimpi, realita, waktu, dan ruang tampak blur, seperti Ugetsu karya Kenji Mizoguchi.
Ia pun akhirnya mengadaptasi Exit 8 menjadi film. The Exit 8 dibintangi Kazunari Ninomiya sebagai The Lost Man, Yamato Kochi sebagai The Walking Man, hingga Nana Komatsu sebagai The Woman.
Film Exit 8 menceritakan The Lost Man terjebak di lorong kereta bawah tanah. Berdasarkan papan informasi, ia harus mencapai pintu Exit 8 untuk bisa keluar.
Namun beberapa hal harus ia perhatikan. Informasi pertama, ia harus segera mundur jika menemukan anomali. Informasi kedua, ia harus terus berjalan tanpa balik ke belakang jika tidak menemukan anomali.
Sehingga, jika salah langkah karena tidak teliti memeriksa anomali di lorong, ia akan kembali ke awal atau Exit 0.
Exit 8 tayang mulai 10 September di bioskop Indonesia.
(chri)