Penulis Baek Se-hee Meninggal Dunia, Donasikan Jantung hingga Ginjal

CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2025 19:15 WIB
Baek Se-hee, penulis memoar terlaris I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki meninggal dunia saat berusia 35 tahun.
Baek Se-hee, penulis memoar terlaris I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki meninggal dunia saat berusia 35 tahun. (Tangkapan layar instagram @_baeksehee)
Jakarta, CNN Indonesia --

Baek Se-hee, penulis memoar terlaris I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki meninggal dunia saat berusia 35 tahun.

Kabar duka itu disampaikan saudara perempuannya melalui keterangan resmi. Detail lebih lanjut seputar kematiannya belum diungkapkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Baek) ingin menulis, berbagi isi hatinya dengan orang lain melalui karyanya, dan menginspirasi harapan," kata anggota keluarganya tersebut seperti diberitakan Korea Herald pada Jumat (17/10),

"Mengetahui sifatnya yang lembut, yang tidak mampu menyimpan kebencian, saya harap ia kini dapat beristirahat dengan tenang."

Terpisah, Badan Donasi Organ Korea mengungkapkan Baek Se-hee menyelamatkan lima nyawa melalui donasi organ. Mereka mengungkapkan penulis itu telah mendonorkan jantung, paru-paru, hati, dan ginjalnya.

[Gambas:Video CNN]

Baek Se-hee menjadi terkenal berkat buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki yang pertama kali terbit dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada 2018.

Isi buku tersebut sebagian berupa esai dan sebagian lainnya berupa panduan pengembangan diri.

I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki merupakan refleksi jujur tentang perjuangannya melawan depresi, distimia, atau gangguan depresi persisten, dan percakapannya saat sesi terapi dengan psikiater.

Buku tersebut mendapat sambutan luas karena keterbukaan dan blak-blakannya Baek Se-hee yang lugas dan upayanya untuk menghilangkan stigma seputar penyakit mental di Korea.

"Hati manusia, bahkan ketika ingin mati, seringkali juga ingin makan tteokbokki," demikian kalimat paling terkenal dalam buku tersebut. Tteokbokki merupakan camilan populer dalam masakan Korea.

I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki telah diterjemahkan dan diterbitkan di lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia, Inggris, Jerman, Spanyol, Italia, Belgia, dan Polandia, dengan lebih dari 1 juta eksemplar terjual di seluruh dunia.

Sambutan baik itu berkembang pada sekuel bertajuk I Want to Die but I Still Want to Eat Tteokbokki yang terbit di Korea pada 2019 dan diterjemahkan ke bahasa Inggris pada 2024.

[Gambas:Instagram]

Menurut penerbitnya, seri dua bagian ini telah terjual sekitar 600.000 eksemplar di Korea.

Dalam wawancara sebelumnya dengan The Korea Herald, Baek Se-hee mengatakan, "Bahkan dalam berbagai bahasa dan budaya, saya menyadari perasaan 'hati yang terluka' sama di mana-mana."

"Saya masih takjub bahwa kisah saya telah menyentuh hati orang lain. Di saat yang sama, perlu menyadarkan bahwa begitu banyak orang memikul luka batin mendalam dan dibutuhkan keberanian yang besar untuk mengatakan, 'Saya tidak baik-baik saja.'"

Lahir pada 1990, Baek Se-hee mengambil jurusan penulisan kreatif di universitas dan bekerja selama lima tahun di sebuah penerbit, menurut biografi singkatnya di Bloomsbury Publishing.

Anton Hur, yang telah menerjemahkan buku Baek ke dalam bahasa Inggris, menulis di Instagram bahwa organ-organnya telah menyelamatkan lima orang, tetapi "para pembacanya akan tahu bahwa ia telah menyentuh jutaan nyawa lebih banyak lagi dengan tulisannya."

"Doa saya menyertai keluarganya," tulisnya.

Baek Se-hee juga berkolaborasi dengan penulis lain dalam buku-buku, seperti No One Will Ever Love You as Much as I Do (2021) dan I Want to Write, I Don't Want to Write" (2022).

Pada Juni 2025, ia menerbitkan karya fiksi pendek pertamanya, A Will from Barcelona.

(chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER