Kisah Hidup Chairil Anwar Diangkat Jadi Film
Kisah hidup pujangga Indonesia Chairil Anwar akan diangkat menjadi film oleh Falcon Pictures. Meski begitu, belum ada keterangan siapa yang akan mengarahkan atau memerankan Si Binatang Jalang.
Dalam unggahan di Instagram pada Sabtu (8/11), studio tersebut menampilkan siluet foto khas dari Chairil Anwar yang sedang merokok dalam susunan-susunan sajak pujangga tersebut.
"Film Chairil Anwar segera di Bioskop! Menurut kalian siapa nih yang cocok berperan sebagai Chairil Anwar?" tulis Falcon Pictures dalam unggahan tersebut.
Dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com pada Senin (10/11), film ini disebut akan mengangkat sosok Chairil Anwar "bukan hanya sebagai sastrawan, tetapi sebagai manusia yang mencintai, memberontak, dan hidup sepenuh tenaga."
"Dengan proyek Chairil Anwar ini, Falcon Pictures sekali lagi menegaskan komitmennya untuk menghadirkan kisah-kisah yang bukan hanya menghibur," tulis studio tersebut.
"Tetapi juga menghidupkan ingatan kolektif bangsa tentang kata, tentang keberanian, dan tentang manusia yang menulis hidupnya dengan tinta abadi."
Lahir pada 26 Juli 1922 di Medan, Chairil Anwar merupakan salah satu legenda penyair di Indonesia. Ia tercatat sudah menghasilkan 96 karya, termasuk 70 puisi.
Karya-karya Chairil Anwar banyak bertema soal pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, cinta hingga tak jarang multi-interpretasi.
Tema tersebut mungkin dipengaruhi dari kehidupan Chairil yang tumbuh di masa kolonialisme dan Perang Dunia 2, serta mendapat pengaruh dari sejumlah penulis favorit Chairil, seperti Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron.
Chairil Anwar bersama ibunya pindah ke Batavia pada 1940 setelah ibunya berpisah dengan bapaknya. Di kota ini lah Chairil berkenalan dengan dunia sastra. Ia juga mampu menguasai sejumlah bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, dan Jerman, meski tak tamat sekolah.
Nama Chairil Anwar mulai terkenal di dunia sastra selepas merilis Nisan pada 1942, saat dirinya berusia 20 tahun. Chairil Anwar bersama dengan Asrul Sani dan Rivai Apin disebut oleh HB Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Chairil Anwar meninggal dunia pada 28 April 1949 setelah mengalami sejumlah sakit seperti tifus serta yang diduga berkaitan dengan paru-paru dan dirawat di RS CBZ (RS Cipto Mangunkusumo).
(gis/end)