Menyaksikan Nobody membuat saya terbang kembali ke kenangan semasa kecil, yakni menonton serial Kera Sakti alias Journey to the West (1999) yang dibintangi Dicky Cheung. Namun kali ini, dengan sudut pandang yang berbeda.
Nobody memang dibuat sebagai lepasan dari kisah legendaris kelompok Biksu Tang tersebut. Hanya saja, film animasi 2D asal China ini mengikuti perjalanan empat siluman kelas rendahan: siluman babi, siluman kodok, siluman musang, dan siluman gorila.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Geng siluman tersebut ngide berpura-pura jadi rombongan legendaris Biksu Tang dan ketiga muridnya dalam misi perjalanan ke Barat, sebelum Biksu Tang dan Sun Wu Kong yang asli tiba.
Berawal dari cerita konyol berupa siluman babi dan kodok kehilangan pekerjaan di tengah situasi mencari pekerjaan yang sulit, penulis Yu Shui dan Liu Jia mengembangkan Nobody menjadi kisah berbagai petualangan absurd, perselisihan konyol, sampai selentingan kisah keluarga yang menyentuh.
Yu Shui yang juga duduk sebagai sutradara menampilkan cerita yang terasa absurd sekaligus nyata pada waktu yang bersamaan.
Para siluman cetek yang tak memiliki privilese atau latar belakang 'kece' seperti karakter di Journey to the West (1999) --dalam arti kata benar-benar bukan siapa-siapa alias "nobody"-- terpaksa harus saling bekerja sama dalam menjalani misi nekat bin konyol itu.
Para siluman kecil itu tidak sempurna, sering salah, bahkan saling menyakiti, yang membuat karakter mereka terasa nyata. Semuanya dikemas dalam dialog serta adegan penuh komedi yang menggelitik.
Film Animasi China Nobody (2025): film animasi 2D asal China ini mengikuti perjalanan empat siluman kelas rendahan: siluman babi, siluman kodok, siluman musang, dan siluman gorila. (Shanghai Animation Film Studio) |
Dalam perjalanan yang dipenuhi dengan ragam emosi ini, masing-masing siluman itu mencapai pertumbuhan pribadi, membuat cerita makin kompleks, dan memperoleh sisi terbaik dalam diri mereka sendiri.
Terlepas dari ceritanya, Nobody menjadi sebuah sajian yang sangat menarik karena melibatkan 600 seniman yang menggabungkan teknik lukisan tinta tradisional Cina, dengan efek pencahayaan dan ruang modern sebagai animasi 2D.
Bukan hanya itu, Nobody juga menyajikan relevansi "nobody in this real world" lewat kisah kerasnya kehidupan pekerja urban menghadapi konflik terkait pekerjaan yang stabil. Temanya terasa kuat ketika film ini membahas pencapaian pribadi dan perkembangan karakter, daripada hanya mengikuti cerita klasik secara literal.
Hasilnya, animasi 118 menit ini sukses membuat saya tertegun. Visual 2D kontemporer dengan tekstur yang indah sekaligus "tidak sempurna" terasa seperti lukisan bergerak yang jadi daya pikat utama. Apalagi di tengah dominasi animasi 3D dan juga gaya anime Jepang.
Review Film Animasi China Nobody (2025): Tema "nobody in this real world" terasa kuat ketika film ini membahas pencapaian pribadi dan perkembangan karakter, daripada hanya mengikuti cerita klasik secara literal. (Shanghai Animation Film Studio) |
Lanskap dan bangunan dalam film Nobody juga terasa sangat menakjubkan. Beberapa adegan yang dibuat tim artistik pimpinan Qian Kuan begitu indah hingga pencahayaannya terasa sangat pas untuk ukuran animasi berlatar folklor.
Pegunungan, hutan, dan kuil digambarkan dengan gaya sapuan kuas yang mengekspresikan misteri dan usia kuno kisah ini, sangat cocok untuk kisah tentang manusia yang berbaur dengan hewan yang bisa berbicara.
Apalagi desain suara yang menggabungkan suara alam seperti ombak, dengung serangga, kicauan burung, dan angin, serta perpaduan instrumen tradisional Cina seperti xun dan seruling bambu dengan orkestra Barat, menghadirkan iringan yang jenaka untuk perjalanan para siluman kecil ini.
Iringan musik dalam film berjudul asli The Little Monster of Langlang Mountain ini juga berhasil menguatkan humor sekaligus momen emosional, membuat tiap tawa dan kesedihan terasa lebih hidup.
Bahkan saya rasanya ingin mencari tombol jeda di proyektor layar bioskop untuk sejenak berdiam diri hanya dengan isi kepala sendiri.
Bagi saya, Nobody bukan sekadar komedi fantasi. Film ini mengingatkan kita bahwa kita selalu besar dalam kisah kita sendiri. Saat menoleh ke belakang dan menyaksikan kembali bagaimana kita sebagai pribadi bertumbuh, saat menyaksikan bahwa diri kita yang hari ini berhasil memecahkan masalah yang tak mampu dihadapi diri kita yang lalu, saat menyadari bahwa kita memiliki kekuatan untuk membantu orang lain meski dengan skala sekecil semut. Semua jadi cukup megah buat diri sendiri.
Kisah para siluman ini seolah memberikan tepukan dan rangkulan hangat tentang keberanian, empati, relasi, dan nilai diri, yang terasa sangat relevan untuk semua generasi.
Nobody membuat saya sadar bahwa perjalanan hidup setiap orang unik, dan keberanian untuk menghadapi ketidakpastian, kegagalan, serta ketidakadilan dunia sehari-hari adalah bentuk heroisme tersendiri.
Humor absurd, situasi konyol, serta visual indah yang ditampilkan dalam Nobody memberi ruang untuk tertawa sekaligus merenung, sebuah kombinasi yang saya rindukan dalam film animasi modern.
(end)