Jakarta, CNN Indonesia -- Di zaman yang serba modern ini, hampir seluruh media sosial dipenuhi dengan selfie. PEW Study menyatakan bahwa 91 persen remaja pernah mengunggah foto selfie secara online. Dengan survey seperti itu, hampir dapat dipastikan bahwa anak remaja anda pasti sudah mengenal atau bahkan melakukan selfie.
Kebanyakan remaja menganggap bahwa selfie adalah sesuatu yang menyenangkan,
harmless, dan tidak membahayakan. Bahaya ataupun risiko dari selfie memang jarang, namun dapat terjadi. Sebagai orangtua, sudah menjadi tugas anda untuk mengetahui dan mencegah resiko dan bahaya selfie bagi anak remaja anda.
Pertama mengenai kepercayaan diri. Salah satu resiko dari selfie adalah obsesi yang berlebihan sehingga mengarah ke perkembangan kepercayaan diri yang kurang.
Dari
body image survey yang dilakukan oleh AOL.com dan TODAY Show mendapati 65 persen gadis remaja merasa bahwa selfie meningkatkan rasa percaya diri. Namun, 53 persen dari responden juga mengaku bahwa foto diri mereka yang diunggah oleh orang lain membuat mereka merasa tidak senang.
Di sisi lain,
polling yang dilakukan oleh The American Academy of Facial Plastic and Reconstuctive Surgery menghasilkan fakta bahwa 30 persen dari pasien operasi plastik melakukan operasi karena mereka tidak merasa puas dengan tampilan diri mereka di selfie dan di foto-foto media sosial.
Pada awal 2014 ada seorang remaja putra di UK yang terobsesi dengan selfie sampai-sampai ia dikeluarkan dari sekolah, berat badan turun drastis, dan tidak meninggalkan rumah untuk melakukan selfie setidaknya 10 jam per hari. Ia bahkan melakukan percobaan bunuh diri dengan cara overdosis.
Mungkin anak anda tidak separah anak tersebut, namun bahaya ini tetap harus diwaspadai.
Yang kedua adalah reputasi diri. Sekarang ini, media sosial sangat berdampak pada reputasi seseorang. Seperti misalnya universitas yang akan memberikan beasiswa akan melihat akun media sosial calon penerima beasiswa untuk melihat reputasi online yang dimilikinya. Lalu perusahaan-perusahaan juga sudah mulai mengecek akun media sosial calon karyawannya. Mereka tidak akan terlalu peduli tentang kapan kebodohan media sosial yang dilakukan oleh anak anda tersebut, yang mereka tahu adalah foto tersebut memberitahukan sebuah informasi.
Lalu yang terakhir adalah mengenai bahaya predator. Perlu diingat bahwa tindak kriminal terjadi karena ada kesempatan. Coba saja misalnya anak anda mengunggah foto mereka dengan seragam sekolah dan
name tag, orang-orang akan mengetahui di mana ia bersekolah dan identitas jelas anak anda. Lalu foto aktivitas anak anda yang diunggah oleh anak anda dapat juga memperlihatkan kebiasaan dan keseharian aktivitas anak anda. Hal tersebut tentu dapat dijadikan oleh pelaku tindak kriminal sebagai kesempatan yang sangat besar.
Nah, untuk mencegah hal tersebut, ini merupakan beberapa tips mengenai keamanan selfie:
• Berilah penjelasan kepada anak remaja anda sejak dini, bahwa selfie,
posting-an di media sosial, dan
feedback yang mereka terima di media sosial tidak seharusnya dikaitkan dengan harga diri mereka.
• Pastikan bahwa anak anda menggunakan pengaturan
privacy yang benar di semua akun media sosialnya.
• Jelaskan kepada anak anda bahwa mereka harus berhati-hati mengenai pengambilan selfie, dengan memperhatikan informasi yang dapat diakses oleh orang luar dari barang-barang yang terdapat dalam gambar tersebut
• Beri tahu juga kepada anak anda bahwa ia harus merasa aman dalam foto selfie yang diunggah karena foto tersebut akan tersebar di seluruh dunia.