Hubungan Soekarno dan Hari Ibu

Cnn Student | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2015 09:32 WIB
Kalau di luar negeri Hari Ibu terinspirasi kisah seorang anak dan ibunya. Tapi di Indonesia, cerita Hari Ibu ada hubungan dengan Soekarno. Ada apa?
Ilustrasi (AdinaVoicu/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Ibu pada umumnya dirayakan untuk memperingati kasih sayang ibu kepada anak-anaknya dengan cara memberi kartu ucapan atau bunga kepada ibu kita. Di Amerika sejarah Hari Ibu atau Mother's Day ditemukan oleh Anna Jarvis pada tahun 1905 dalam rangka memperingati ibunya yang telah meninggal.

Lain halnya di Indonesia. Sejarah Hari Ibu ternyata bukan untuk memperingati hari ibu kita. Namun saat itu tepatnya pada tahun 1953, Presiden Soekarno meresmikan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional dalam Dekrit Presiden nomor 316. Alasannya adalah untuk memperingati Hari Kongres Perempuan Indonesia yang ketika itu berumur 25 tahun sejak didirikannya pada tahun 1928.

Hari libur nasional tersebut mulai dirayakan ketika Kongres Perempuan Indonesia dibuka pertama kalinya pada 22-25 Desember 1928. Kongres tersebut diadakan di sebuah gedung bernama Dalam Jayadipurman, yang sekarang adalah Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jalan Brigjen Katamso, DI Yogyakarta.

Kongres tersebut dihadiri oleh 30 organisasi feminisme dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Kongres tersebut diadakan untuk memperingati pahlawan wanita Indonesia seperti, Raden Ajeng Kartini, Cut Nyak Meutia, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan lain-lain.

Pada zaman modern seperti sekarang, Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara modern dengan mengikuti gaya barat. Setiap tanggal 22 Desember, setiap anak memberikan bunga, coklat atau kartu ucapan kepada ibunya. Dan social media pun pasti penuh dengan ucapan Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember. (std/std)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER