DKI Jakarta, CNN Indonesia -- Bulan Desember ini adalah bulan yang meriah dan penuh sukacita. Bagaimana tidak? Baru awal bulan, seluruh tempat perbelanjaan sudah dipenuhi oleh hiasan-hiasan yang indah dari Natal, padahal masih sekitar 20 hari lagi.
Nuansa liburan sudah amat kental terasa, meskipun kantor dan sekolahan masih belum meliburkan karyawan dan murid-muridnya. Saya pun jujur ingin sekali libur rasanya, hehehe.. Ya, bulan ini memang bulan yang penuh dengan sukacita dan kebahagiaan.
Tapi berbicara soal kebahagiaan, ada satu lagi kebahagiaan di bulan Desember ini. Mungkin banyak orang dan anak muda sekarang yang melupakannya, yaitu kebahagiaan bersama ibu. Ya ibu. Harinya pun agak mepet dengan hari raya Natal yaitu 22 Desember.
Jujur saya bingung apa yang harus saya tuliskan dan ungkapkan tentang hari ibu ini. Rasa-rasanya sudah banyak orang lain yang menulis menceritakan tentang ibunya yang keren-keren dan gokil, hahaha.
Ada yang rindu ibunya karena anak rantau, ada yang sudah lama "musuhan" dengan ibunya dan di momen hari ibu ini mereka bisa berbaikan kembali, ada pula cerita sedih mengenai ibunya yang sudah tiada dan ingin sekali bertemu dan minta maaf kepada ibunya. Duh, jadi sedih nih.. Hehehe.
Tetapi saya tetap bingung. Apa yang cerita berkesan dari keluarga terutama ibu saya di momen hari ibu ini? Puji Tuhan saya tidak pernah ada masalah apa pun yang berat kepada ibu saya (kalau nakal-nakal sedikit tak apa ya?), saya juga sampai hari ini masih tinggal satu rumah dengan ibu dan ayah. Jadi rasanya kok biasa saja ya?
Ok, memang ibu saya baik sekali pada saya dan kakak-kakak saya sekeluarga. Ia dan ayah mendidik kami secara demokratis sekali. Dari dulu tidak pernah ia memaksakan sesuatu atau melarang sesuatu (kecuali keterlaluan) pada kami. Kami mau sekolah di mana, kuliah di jurusan apa dan mau pilih profesi apa ketika bekerja semuanya terserah rah rah.
Setiap tahun kami selalu luangkan waktu jalan-jalan bersama. Malah saya jarang jalan-jalan dengan teman-teman. Naahh, mungkin inilah suatu kesan luar biasa yang kudapat dari ibuku. Suatu hal yang awalnya aku lihat sebagai hal yang biasa namun ternyata inilah poinnya.
Mungkin ceritaku pada ibu tidak sekeren orang-orang lain. Aku juga tidak ada cerita sedih atau kangen seperti teman-temanku. Tetapi kebaikan, kehangatan, dan kehadiran beliau yang selalu ada di hari-harikulah kesan terbesarku untuk hari ibu ini.
Menghargai hal-hal yang kecil dari ibu, membuatku semakin memaknai hari ibu ini. Selamat hari ibu buat semuanya!
(std/std)