Jakarta, CNN Indonesia -- Saya muslim. Namun saya menyukai lagu-lagu Natal. Saya punya kebiasaan memutar lagu-lagu Natal menjelang Natal hingga hari Natal tiba.
Saya mendengar lagu-lagu pujian sejak SD, karena berteman dengan banyak teman Kristen. Saya yang anak dari bapak dan ibu haji, suka ‘mencuri dengar’ saat mereka ada kelas agama. Kadang-kadang ikut ‘bermain’ ke gereja. Saya pun hapal beberapa lagu dan akrab dengan banyak lagu gereja. Saya masih ingat potongan-potongan lagu itu:
Hai mari berhimpun dan bersuka ria, pergi bersama ke Bethlehem… |
Sakeus orang pendek kecil mungil dia…|
Glory glory Haleluya, Haleluya pujiku… dan banyak lagi sampai lagu pujian berbahasa Jawa. Itu dulu, sewaktu saya masih bersekolah di sekolah dasar.
Berjalannya waktu, saya masih tetap menyukai lagu-lagu Natal. Mulai mengenal lagu-lagu Natal yang dinyanyikan dan dimainkan oleh penyanyi-penyanyi dan musisi besar seperti Perry Como, Kenny Loggins, Enya, Linda Rostand, Celine Dion, Andrea Bocelli, Michael Buble, Josh Groban, STING, Fourplay, NSYNC, Mariah Carey, Hillary Duff, Justin Bieber, dll. Saya tidak merasa canggung ‘teriak’ menyanyikan lagu-lagu Natal yang mereka nyanyikan. Serius.
Ya, Natal selalu menebar nuansa keteduhan, kedamaian juga keceriaan. Saat mendengar lagu-lagu Natal hati terasa damai dan tentram. Suasana Natal juga membagi dan menularkan keceriaan dan kebahagiaan.
Dulu, setiap Natal saya sering memberi hadiah Natal kepada teman-teman dekat. Sampai sekarang saya masih menjalankan kebiasaan memberi kado Natal kepada tetangga dan teman-teman anak saya. Memberi kado dan ucapan selamat Natal dengan bertandang ke rumah, turut merasakan ceria dan bahagia Natal. Seperti mereka juga yang selalu bertandang ke rumah saat kami merayakan Lebaran. Indahnya persaudaraan.
Natal ini kalian dapat hadiah apa? Saya juga berharap Santa singgah ke rumah saya :)
Selamat Natal, saudara-saudaraku.
(ded/ded)