Cerita Yohana Yembise dalam Menggapai Impian

Bahariyani Mareza | CNN Indonesia
Selasa, 26 Apr 2016 12:32 WIB
Di tengah keterbatasan, Yohana Yembise bekerja ekstra untuk memperoleh pendidikan tinggi.
Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Antara Foto/CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- "apa yang harus saya lakukan, ketika cita­cita saya tidak didukung oleh kedua orang tua saya?" tanya seorang siswa dalam sebuah forum.

Tanpa disadari, hambatan seorang anak adalah mimpinya sendiri.

Perempuan Indonesia banyak takut mewujudkan mimpinya sendiri, karena khawatir terhadap sterotype. Latar belakang budaya, agama, jenis kelamin masih saja melahirkan keraguan bagi anak-anak terutama perempuan.

Yohana Yembise, Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mencoba membantu pertanyaan tersebut. Ia bercerita bagaimana dirinya mengalami betul apa yang anak tersebut tanyakan. Lahir di tengah keterbatasan wilayah dan pendidikan, membuat ia harus berkerja ekstra untuk memperoleh pendidikan tinggi.

Kiat yang ia lakukan adalah aktif membentuk relasi. Keterbatasan keluarga, dan adat akan kalah jika kita memperoleh kesempatan. Untuk mendapatkan kesempatan, Yohana rutin membangun relasi dan aktif dalam setiap kesempatan.

Hingga akhirnya ia dapat melanjutkan studi di Universitas Cendrawasih, merangkap menjadi asisten dosen dan Menjadi dosen di Universitas tersebut. Yohana bercerita bahwa ia selalu bertanya kepada siapa saja untuk membantunya melanjutkan studi.

"Would you please help me, i want study..." kenang Yohana.

Setiap ada kesempatan beasiswa, ia selalu aktif mengirimkan aplikasi. Hingga pada akhirnya ia berkesempatan berstudi di Singapura. Mengambil Master di Kanada dan memperoleh gelar Doktornya di Australia.

Sejarah mencatatnya sebagai perempuan dari Papua pertama yang memperoleh gelar Doktor.

Sederet kesempatan tersebut juga membuat ia tergabung dalam tim seleksi untuk memilih anak-anak berprestasi melanjutkan studi di Australia.

Meski awalnya bercita­cita sebagai seorang pilot, tetapi kini ia menjadi seorang Menteri. Menteri yang ia naungipun adalah pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Kisah hidupnya mengantarkan ia untuk merubah nasib perempuan dan anak­anak yang mengalami nasib yang sama saat ia muda.

Kesempatan yang seluas­luasnya adalah energi bagi perempuan untuk lebih berinovasi. Adanya kemajuan teknologi juga dapat diotimalkan bagi perempuan untuk mengembangkan apa yang ia inginkan seluas­luasnya.

"Banyak perempuan mulai sadar teknologi tetapi hanya sekedar aktif di sosial media, bukankah itu sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis membentuk relasi dan menciptakan peluang", ujar Yohana mencontohkan peluang perempuan saat ini.

"Bagi pelajar, jangan pernah patah semangat, kejar terus dan konsisten. Ciptakan peluang dengan berbagai kemudahan yang dapat kamu peroleh. Misalkan teknologi, kini semua dapat kamu jangkau dengan itu. Pelajari apa yang dapat kamu pelajari, kejar semua yang ingin kamu kejar", tambahnya. (rkh/rkh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER