Jakarta, CNN Indonesia -- Akhir-akhir ini layar bioskop diramaikan dengan tayangan film dari Hollywood berjudul 'Civil War'. Adegan menegangkan pertempuran kedua superhero memang mencuri perhatian banyak masyarakat. Tetapi tahukah kamu civil war ala Indonesia juga pernah terjadi?
Pertempuran itu tidak kalah menegangkan dari adegan film Hollywood. Perang ini juga melibatkan beberapa tokoh penting dan memakan waktu yang cukup lama.
Civil war ala Indonesia adalah Perang Paderi. Kalau kalian pernah mendengar nama pahlawan Tuanku Imam Bonjol, ialah tokoh yang memimpin peperangan ini. Perang Paderi merupakan perang bersaudara antara kaum paderi dan kaum adat. Kaum adat dan kaum paderi merupakan masyarakat bersaudara dari etnis Minang dan Mandailing. Hingga pada akhirnya perang ini berakhir dengan bersatunya kedua kaum tersebut melawan kolonial Belanda.
Perang ini diawali dengan perbedaan pandangan tentang agama dan tradisi yang terjadi saat itu. Kaum paderi tidak setuju dengan kebiasaan kaum adat yang masih sering melakukan tradisi perjudian, minum tuak, tembakau dan sirih. Menurut kaum paderi hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama.
Gesekan yang terus terjadi akhirnya membuat kedua kelompok besar tersebut berseteru. Peperangan ini terjadi cukup lama, antara tahun 1803 hingga 1838. Lamanya rentan waktu perang juga menguras banyak korban jiwa dan harta pada saat itu.
Kaum paderi sendiri dipimpin Harimau Nan Salapan sedangkan kaum adat dipimpin oleh Sultan Arifin Muningsyah. Karena kaum paderi didominasi oleh para ulama dan pendukung yang banyak. Akhirnya kaum adat merasa terdesak dan meminta bantuan pada pemerintah kolonial Belanda.
Terlibatnya Belanda justru memperkeruh peperangan. Alhasil perang semakin alot dan tidak kunjung usai. Kedua kaum semakin sengit menebar kebencian. Baru saat tahun 1833, kaum paderi dan kaum adat sudah mulai berkompromi terhadap pertentangan keduanya. Mereka menyadari apa yang menjadi permasalahan adalah intervensi Belanda. Pertempuran keduanya hanya menghasilkan kehancuran sesama kaum.
Sejak saat itulah kaum adat dan kaum paderi bersatu melawan penjajah. Sayangnya peperangan ini diakhiri dengan tertangkapnya Imam Bonjol yang kemudian diasingkan oleh Belanda. Bagi masyarakat sekitar perang paderi merupakan perang sejarah yang memiliki pelajaran penting bagi bangsa Indonesia kedepanya. Sehingga untuk menjaga itu semua, terdapat monumen perang paderi di wisata minangkabau dan museum Imam Bonjol yang merekam banyak tentang civil war .
(rkh/rkh)