Menikmati Politik dalam Kehidupan Sehari-hari

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jun 2016 11:10 WIB
Rakyat Indonesia kini makin cerdas loh. Politik kini bukan lagi barang 'menakutkan' tapi sudah bisa dinikmati dengan menyenangkan, meski penuh dengan teka-teki.
Belajar demokrasi. Ini juga bagian dari pendidikan politik buat kamu loh. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rakyat Indonesia kini makin cerdas loh. Berkat terbukanya keran demokrasi sejak era reformasi, politik bukan barang asing lagi. Politik jadi topik perbincangan sehari-hari. Politik bahkan telah sedekat nadi.

Terbukti, kini politik hadir dalam rupa-rupa yang tak seseram dulu. Politik dibahas dengan wadah manis acara talkshow di televisi.

Sebut saja program Mata Najwa yang baru saja memenangi penghargaan sebagai TV Program of the Year di sebuah stasiun televisi nasional. Program bincang-bincang politik itu juga mampu menyihir pemuda Indonesia, yang konon katanya antipolitik, konon pula disebut generasi ‘menunduk’ yang lebih asyik dengan gadgetnya.

Komisi Penyiaran Indonesia dalam surveinya terhadap Indeks Kualitas Program Siaran Televisi tahun 2015 menyebutkan program talkshow politik Mata Najwa itu menduduki peringkat kedua Program Acara Berkualitas. Hanya kalah 31 poin dari Kick Andy yang menduduki peringkat pertama.

Ini jadi barang bukti bahwa politik kian diminati.

Barangkali, keseruan adalah alasan mengapa politik jadi trend. Politik carut-marut kelihatannya, tapi telah menjadi bahasan aduhai di media massa. Menarik mistar waktu ke akhir tahun lalu, ketika Setya Novanto sempat jadi ‘mediagenic’.

Mantan Ketua DPR itu harus turun dari jabatan terhormatnya setelah kasus “Papa Minta Saham” yang fenomenal itu. Novanto bak artis yang menghiasi layar kaca tempo itu. Sidang MKD yang galau, antara mau terbuka atau tertutup itu jadi sasaran empuk pemberitaan berbagai media.

Tak berhenti di situ, keasyikan dunia politik berlanjut ketika Setya Novanto menghiasi spanduk dan baliho jalanan. Rupanya ia turut berpartisipasi dalam bursa calon Ketua Umum Partai Golkar.

Makin asyik, sebab partai tempatnya bernanung, Golkar, jadi topik populer di media. Pun, sejumlah nama yang tak bisa diragukan kredibilitasnya, termasuk Menkopolhukam, Luhut Binsar berdiri sebagai pendukung Novanto. Setelah diolok, kini dipuja?

Cerita bersambung. Menjalankan peran sebagai Ketua Umum terpilih, ia menetapkan pengurus DPP Partai Golkar periode 2016-2019. Dinamai dengan Akselerasi Kerja.

Katanya biar, “Kerja, kerja, kerja”, sejalan motto Presiden Joko Widodo. Sebab, Golkar menyatakan diri kembali ke “pangkuan ibu”, alias berbalik arah jadi pendukung pemerintah.

Hanya bicara seorang Setya Novanto dan Golkar saja tak kalah dengan drama Uttaran dari India, yang sedang naik daun itu. Asyik. Berkepanjangan. Penuh teka-teki seperti kuis berhadiah jutaan rupiah di televisi.

Bicara politik tak ada habisnya, dan tak bisa ditebak pula ke mana jalannya. Tak hanya cinta dan asmara yang penuh rahasia, politik pun begitu. Kata orang, di dunia politik tak bisa bedakan mana kawan dan mana lawan.

Siapa yang patut disalahkan? Dunia politik seperti bermain teka-teki. Mau menyalahkan, tapi tak salah juga. Mau mengejek si pencatut nama Presiden, pun rupanya ia kini dibilang berhasil mengakomodir partainya.

Justru karena keseruan ini, jangan kita berhenti menjawab teka-teki ini! Jangan sampai malas baca koran, pun memandang berita politik di televisi! Bagaimana pun juga, kita adalah bagian dari politik.

Tergantung. Sebab pilihannya adalah: kau mau jadi antek orang-orang “busuk”, atau ikut memberi kontribusi nyata walau hanya mencoblos yang terbaik di bilik suara?

Media kini sudah cerdas, menyajikan politik dalam rupa yang menarik. Keasyikan politik pun bertambah asyik saja. Kalau kita suka gossip tetangga, tak ada salahnya mencoba gossip politik. Asal tetap berwawasan dan bersumber dari yang terpercaya.

Politik kita penuh teka-teki. Penuh misteri. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER